Portalbangkabelitung.com- Inilah penjelasan kenapa telur mentah bisa berdiri saat tradisi Peh Cun atau Bak Cang.
Menjelang hari perayaan, ketahui apa alasan atau penyebab telur bisa berdiri bahkan dipercayai akan mendapatkan berkah dari langit.
salah satu kegiatan tradisi yang dilakukan saat perayaan hari Peh Cun atau Bak Cang yaitu mendirikan telur mentah.
Baca Juga: Kenali Peh Cun Wisata Budaya Bangka Belitung, Tradisi Masyarakat Tionghoa 2023 Kembali Digelar
Ada beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, salah satu yang terkenal yaitu Peh Cun.
Peh Cun adalah tradisi masyarakat Tionghoa yang dilakukan untuk mengenang dan menghormati meninggalnya Qu Yuan.
Dalam sejarahnya diceritakan bahwa Qu Yan adalah seorang bangsawan yang sangat dicintai pada zaman Dinasti Chu tahun 340 SM.
Perayaan Peh Cun bagi masyarakat Tionghoa dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek.
Menurut kepercayaan mereka, pada tengah hari tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek telur mentah yang masih segar dapat berdiri dan air laut mengalami puncak pasang surut.
Selain itu dipercayai juga bahwa saat tanggal 5 bulan 5 bertemapan dengan perayaan Peh Cun, bumi memiliki gravitasi yang paling kuat dalam satu tahun.
Hal itu dikarenakan pada hari tersebut gumi, bulan, dan matahari berada dalam garis lurus atau gerhana matahari.
Kendati demikian, ada yang beranggapan bahwa telur bisa berdiri saat Peh Cun karena bantuan kekuatan leluhur.
Berdasarkan kepercayaan Tionghoa, orang yang berhasil mendirikan telur akan mendapatkan berkah dari langit.
Maka dari itu, masyarakat Konghuchu berlomba-lomba untuk mendirikan telur ayam yang masih segar saat Peh Cun.
Perlu diketahui bahwa tradisi Peh Cun tahun ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Juni 2023.
Saksikan fenomena telur berdiri hingga beberapa tradisi lainnya pada momen perayaan hari Peh Cun.
Baca Juga: Snow Ai App Edit Foto Otomatis, Cara Buat Filter Cantik ala Wanita Korea Ternyata Mudah Banget
Demikianlah penjelasan tentang alasan kenapa telur bisa berdiri saat perayaan Peh Cun oleh masyarakat Tionghoa.***