Network
Portalbangkabelitung.com- Tanggal 28 Oktober 2022 merupakan hari besar Sumpah Pemudabdimana awal pemuda pemudi bangkit dari kegelapan menuju terangnya Indonesia menuju kemerdekaan.
Sumpah Pemuda merupakan hari persatuan mengenang jasa pemuda dalam mempertahankan negeri yang lebih baik.
Hari Sumpah Pemuda menjadi peristiwa momentum bagi Bangsa Indonesia yang menjadikan negeri ini hebat di mata dunia.
Baca Juga: Tokoh-Tokoh yang Terlibat di Balik Lahirnya Sumpah Pemuda
Namun, beberapa anak milenial hingga gen Z mulai mengubah alur Jiwa Bangsa Indonesia yang nasionalis dimana yang dibangun mati-matian dengan perjuangan panjang.
Termasuk penggunaan bahasa Indonesia yang mengeser citra bangsa Indonesia saat ini. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasionalis yang tercipta oleh beberapa golongan pemuda.
Mengingat masa perdagangan dulu menciptakan berbagai bahasa serta logat yang membuat Indonesia belum memiliki jati diri sebenarnya.
Tak luput pergeseran gejolak budaya daerah dulu yang membuat kericuhan massa hingga pertikaian yang tak diinginkan. Sumpah Pemuda sendiri terjadi akibat pada tahun 1915 terbentuknya “organisasi kepemudaan”.
Organisasi kepemudaan ini terdiri dari seperti Tri Koro Dharmo yang kemudian menjadi Jong Java tahun 1915, Jong Sumatera Bond tahun 1917, Jong Islamieten Bond tahun 1924 , Jong Batak, dan Pemuda Kaum Betawi.
Sumpah Pemuda adalah cerminan dari tekad dan ikrar pemuda, pemudi, pelajar dan mahasiswa.
Saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku, pulau, dan organisasi.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sebenarnya oleh Ki Hajar Dewantara menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar tercampur Bahasa Melayu.
Ki Hajar Dewantara menjadikan bahasa pengantar tersebut mendidik anak pemuda pemudi tersebut membaca hingga menulis.
Demi memajukan intelektual, pada akhirnya pemuda pemudi membawakan ide Ki Hajar Dewantara Ke dalam teks Sumpah Pemuda.
Berawal bahasa Melayu sebagai selingan pengantar dalam pengajaran Menjadi bahasa yang baku saat ini yaitu bahasa Indonesia.
Tekad ingin bersatu untuk merebut Kemerdekaan dari para penjajah, semangat persatuan pada waktu itu. Menghentikan perang dengan penjajah sekaligus kericuhan daerah karena perbedaan menjadi satu terpadu.
Oleh karena sebagai anak milenial hingga gen Z tak perlu malu menunjukkan bahasa Indonesia sang pemersatu bangsa ke dunia.
Justru, Lidah Indonesia lebih memahami berbagai macam bahasa berkat bahasa Indonesia. Banggalah menjadi Pemuda Pemudi Bangsa Indonesia hingga terus menciptakan inovasi hingga kebudayaan ke penjuru dunia.***
