Seseorang yang melakukan kesalahan atau kekeliruan akan menyebabkan rasa sakit pada dirinya seperti “tamparan kejiwaan”.
Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan batin sehingga dengan tanpa sadar manusia akan menghindari dan melimpahkan rasa sakitnya tersebut kepada objek atau manusia lain.
Maka dari itu, Gus Ulil menerangkan bahwa “self-denial” atau menolak mengakui kesalahan diri sendiri mungkin menimbulkan perasaan nyaman dan aman. Tetapi itu perasaan palsu.
Baca Juga: Kajian Ramadhan 2021: Amalan Terbaik di Bulan Suci Ramadhan Selain Berpuasa
Sebab manakala sikap ini secara akut diderita orang, dia akan menghadapi kenyataan pahit di ujung perjalanannya yakni sebuah ledakan kesalahan demi kesalahan yang tak pernah diakui pada masa lalunya.
Langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh kita dalam ajaran Ibnu Athaillah ini adalah mencicil perbaikan dengan mengakui sebuah kesalahan dan memperbaikinya secara perlahan.
Melalui tindakan ini maka kita akan hidup secara benar, baik, dan tepat yang akan berujung pada suatu kebahagiaan.
Baca Juga: Renungan Ramadhan : Memahami Esensi dari Tujuan Hidup sebagai Manusia
Sebab hal yang paling mengganggu dalam ketentraman batin manusia adalah perbuatan salah dan dosa.