7 Daftar Puisi Hari Pahlawan Cocok Dibacakan Pada Momen 10 November 2022, Penuh Makna

- 2 November 2022, 19:26 WIB
Ilustrasi-7 Daftar Puisi Hari Pahlawan Cocok Dibacakan Pada Momen 10 November 2022, Penuh Makna
Ilustrasi-7 Daftar Puisi Hari Pahlawan Cocok Dibacakan Pada Momen 10 November 2022, Penuh Makna /freepik/

Portalbangkabelitung.com- 7 Daftar puisi Hari Pahlawan cocok dibacakan pada momen 10 November 2022, penuh makna.

Hari Pahlawan diperingati tanggal 10 November setiap tahunnya.

Peringatan Hari Pahlawan identik dengan berbagai perlombaan yang diadakan, salah satunya adalah lomba baca puisi.

Baca Juga: 10 INSPIRASI Lomba Hari Pahlawan 10 November 2022 Untuk SD, SMP, Hingga SMA, Seru dan Bikin Semangat

Artikel ini akan memuat 7 daftar puisi Hari Pahlawan cocok dibacakan pada momen 10 November.

Peringatan Hari Pahlawan 10 November bertujuan menumbuhkan jiwa patriot dan semangat seperti para pahlawan yang telah berjuang demi Indonesia.

Membaca puisi saat 10 November merupakan cara paling mudah untuk menumbuhkan jiwa patriot dan membuat semangat.

Baca Juga: ALASAN Hari Pahlawan Jatuh Pada 10 November, Ternyata Dibalik Tanggal 10 November Ada Sejarah Kelam

Puisi-puisi ini bisa dijadikan referensi untuk Hari Pahlawan nantinya atau dijadikan puisi wajib pada perlombaan.

Berikut 7 daftar puisi Hari Pahlawan cocok dibacakan pada momen 10 November 2022 yang penuh makna, cek di sini.

1. DIPONEGORO 

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954

Baca Juga: Kumpulan Puisi Hari Pahlawan 10 November 2022 Cocok Untuk Lomba Baca Puisi, Karya Chairil Anwar

2. AKU

Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Baca Juga: DAFTAR Kegiatan Memperingati Hari Pahlawan di Sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan Kampus, Rayakan 10 November 2022

3. KARAWANG-BEKASI

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat

Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Baca Juga: REKOMENDASI Lomba Hari Pahlawan 10 November 2022 Untuk di Sekolah PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA

4. PRAJURIT JAGA MALAM

Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
1948
Siasat,
Th III, No. 96
1949

Baca Juga: Pertempuran Surabaya : Asal Usul Tragedi 10 November 1945

5Benteng

Karya:  Taufik Ismail

Sesudah siang panas yang meletihkan,
Sehabis tembakan-tembakan yang tak bisa kita balas,
Dan kita kembali ke karnpus ini berlindung,
Bersandar dan berbaring, ada yang merenung…

Di lantai bungkus nasi bertebaran,
Dari para dermawan tidak dikenal,
Kulit duku dan pecahan kulit rambutan,
Lewatlah di samping Kontingen Bandung…

Ada yang berjaket Bogor. Mereka dari mana-mana,
Semuanya kumal, semuanya tak bicara,
Tapi kita tldak akan terpatahkan,
Oleh seribu senjata dari seribu tiran,
Tak sempat lagi kita pikirkan…

Keperluan-keperluan kecil seharian,
Studi, kamar-tumpangan dan percintaan,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi sebentar malam,
Kita mesti siap saban waktu, siap saban jam…

Baca Juga: HUT Bangka Belitung Tanggal Berapa? Catat Jadwal Hari Ulang Tahun Babel 2022

6. Karangan Bunga

Karya:  Taufik Ismail

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi

7Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini

Karya:  Taufik Ismail

Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”

Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus

***

Editor: Suhargo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x