Khawatir Efek Samping Vaksin? WHO Telah Siapkan Hal Ini

23 Februari 2021, 20:37 WIB
Ilustrasi vaksin. /Pixabay/Torstensimon

Portalbangkabelitung.com - Dunia kini tengah gencar untuk melakukan vaksinasi. Berbagai negara pun tengah berlomba-lomba menyediakan vaksin COVID-19 yang paling efektif.

Akan tetapi, sampai saat ini belum ada vaksin yang seratus persen terbukti tanpa efek samping sama sekali. Oleh karenanya, tidak sedikit masyarakat yang ragu untuk divaksin, karena takut terkena efek samping.

Menanggapi masalah tersebut,  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui rencana kompensasi tanpa kesalahan untuk klaim efek samping pada orang-orang di 92 negara miskin akibat vaksin Covid-19.

Baca Juga: Vaksinasi Pedagang Pasar Tanah Abang Dibubarkan, Ini Penyebabnya

Maka, WHO membuat skema berbagi COVAX. Rencana ini dianggap menyelesaikan masalah besar di antara pemerintah penerima.

Platform COVAX sendiri adalah skema yang dirancang untuk berbagi vaksin dan memastikan akses vaksinasi Covid-19 pada negara miskin.

COVAX dipimpin bersama oleh aliansi vaksin yang dikenal sebagai GAVI.

Baca Juga: Acap Wahyu Klarifikasi Soal Kolam Ikan di Stadion GBLA yang Jadi Sorotan Publik

Skema COVAX bertujuan untuk mengirimkan 1,8 miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin pada tahun 2021 dan berusaha memenuhi kesepakatan pasokan untuk negara-negara yang lebih kaya pada paruh kedua tahun ini.

Dilansir dari Reuters, menurut WHO dalam sebuah pernyataan, mekanisme kompensasi cedera akibat vaksin menjadi yang pertama dan satu-satunya pada skala internasional.

WHO juga menambahkan bahwa mekanisme ini akan menawarkan "proses yang cepat, adil, kuat dan transparan" kepada orang-orang yang memenuhi syarat.

Baca Juga: 29,5 Ha Lahan Kelapa Sawit di Sumatera Barat Habis Terbakar. Capai Kerugian Ratusan Juta Rupiah

"Dengan memberikan kompensasi lump-sum tanpa kesalahan secara penuh dari setiap klaim, program COVAX bertujuan untuk mengurangi kebutuhan meminta bantuan hukum, sebuah proses yang berpotensi panjang dan mahal," menurut pernyataan WHO, dikutip dari Reuters.

Pertanyaan tentang bagaimana klaim kompensasi ditangani jika terjadi efek samping serius dari vaksin Covid-19, menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa negara yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 melalui platform COVAX.

Rencana yang disepakati WHO selama beberapa bulan ini dirancang untuk mencakup efek samping serius terkait dengan vaksin yang didistribusikan COVAX hingga 30 Juni 2022.

Baca Juga: Semarang Dikepung Banjir Akibat Hujan Deras dari Siang hingga Sore

Dengan syarat, ekonomi yang memenuhi Komitmen Pasar Lanjutan COVAX, yaitu 92 negara yang miskin. Negara yang dimaksud mencakup sebagian besar Afrika dan Asia Tenggara.

Program ini awalnya akan dibiayai dari dana donor ke AMC sebagai biaya tambahan untuk semua dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan melalui COVAX.

Dikutip dari Reuters, menurut WHO, aplikasi dapat dilakukan melalui portal di www.covaxclaims.com mulai 31 Maret 2021.

Baca Juga: Vaksinasi Pedagang Pasar Tanah Abang Dibubarkan, Ini Penyebabnya

Kepala eksekutif aliansi vaksin GAVI yang ikut memimpin COVAX, Seth Berkley mengatakan kesepakatan tentang dana kompensasi sebagai "dorongan besar-besaran" untuk COVAX.

Ini bertujuan untuk mengamankan akses vaksin Covid-19 yang adil secara global.

“(Kompensasi) ini membantu negara-negara yang mungkin memiliki efek seperti itu, (sehingga) produsen bisa meluncurkan vaksin ke negara-negara lebih cepat, dan bermanfaat bagi pemerintah berpenghasilan rendah yang mengadakan vaksin melalui (COVAX),” kata Seth Berkley, dikutip dari Reuters.

WHO juga mengatakan pihaknya bekerja sama dengan perusahaan asuransi CHUBB untuk mengamankan perlindungan asuransi dari skema COVAX tersebut.

Artikel ini telah tayang di Portal Jember dengan judul "WHO Menyetujui Dana Kompensasi bagi Efek Samping Vaksin COVAX untuk Covid-19" pada Selasa, 23 Februari 2021.

***(Portal Jember/Selly Kurniawan)

Editor: Abdul Fakih

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler