EC sempat disebut sebagai PLTD terbesar se-Asia Tenggara. Pada tahun 1950-an pernyataan itu disampaikan dalam pelajaran Ilmu Bumi atau Geografi.
Pada masa itu EC mampu mendukung kebutuhan listrik perumahan seluruh wilayah Belitung Timur.
Selain untuk kebutuhan listrik masyarakat, EC juga digunakan untuk power suplai Kapal Keruk (KK) darat dan Tambang Semprot (TS) atau Tambang Inkonvensial (TI) yang beroperasi di wilayah Belitung Timur (Babel).
Ketika perusahaan mengalami masa sulit pada periode 1990-1991, setelah sekian lama, akhirnya EC dinonaktifkan karena dianggap memiliki biaya operasional tinggi.
BanhBaca Juga: Resep Martabak Manis Paling Mudah Dibuat, Tata Cara Membuat Martabak Manis Khas Bangka Belitung Paling Enak
Kemudian PT Timah pada tahun 1994-1995 melelang EC yang ada di negeri Laskar Pelangi itu. Setelah terjual, bangunan EC dan mesin didalamnya mulai dipreteli sedikit demi sedikit.***