Manakah 3 Vaksin Ini yang Lebih Manjur, Pfizer-BioNTech, Moderna, atau Johnson & Johnson? Berikut Ulasannya

- 9 September 2021, 22:25 WIB
Ilustrasi Vaksin
Ilustrasi Vaksin /Alexandru Strujac-Pixabay.com

Portalbangkabelitung.com- Manakah vaksin yang lebih manjur, Pfizer, Moderna, atau yang terbaru Johnson & Johnson (J&J)? 

Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, menjadi dua vaksin pertama yang digunakan di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi (kemanjuran) vaksin Covid-19 ini tampak lebih manjur pada pria daripada wanita.

Namun kini ada yang terbaru, vaksin yang masuk ke Indonesia dan sudah mendapatkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) jenis vaksin Covid-19.

Baca Juga: Fetish Dan Fetishism, Bahaya Dan Penyebab Penyimpangan Seksual Yang Tidak Wajar

Dari ketiga vaksin tersebut, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson manakah yang lebih manjur? Berikut Portalbangkabelitung.com rangkum dari Healthline.

Kemanjuran suatu vaksin diukur dari persentase pengurangan COVID-19 pada mereka yang divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

Kemanjuran adalah salah satu metrik utama yang dilaporkan dalam uji klinis yang ditinjau FDA ketika memutuskan untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat.

Metrik kemanjuran juga lebih dapat diandalkan ketika jumlah peserta yang terlibat lebih banyak dalam uji klinis atau studi.

Kemanjuran diukur dalam percobaan atau studi sekitar 2 minggu setelah injeksi. Ini karena dibutuhkan sekitar 2 minggu untuk membangun kekebalan setelah menerima satu hingga dua dosis dari ketiga vaksin COVID-19 ini.

Baca Juga: Tips Jitu Membersihkan Karang Gigi: Mudah, Murah dan Tidak Pakai Ribet

Ini berarti Anda dianggap sudah divaksinasi lengkap jika:

2 minggu setelah dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna
2 minggu setelah menerima vaksin J&J dosis tunggal
Mari kita lihat data kemanjuran dari uji klinis skala besar untuk vaksin ini.

1. Pfizer-BioNTech
Dalam uji klinis fase 3 vaksin Pfizer-BioNTech, 43.448 orang berpartisipasi. Setiap peserta menerima dua dosis vaksin atau dua dosis plasebo dengan jarak 21 hari (3 minggu).

Peneliti menilai kemanjuran vaksin 7 hari setelah dosis kedua vaksin. Saat ini, ditemukan efikasi vaksin 95 persen.

2. Moderna
Dalam uji klinis fase 3 vaksin Moderna, 30.420 orang berpartisipasi. Dalam uji coba ini, setiap peserta mendapat dua dosis vaksin atau dua dosis plasebo dengan jarak 28 hari (4 minggu).

Para peneliti mengevaluasi kemanjuran vaksin 14 hari setelah dosis kedua vaksin. Pada titik ini, kemanjuran vaksin ditemukan 94,1 persen.

Baca Juga: 3 Dampak Berbahaya Hipertensi Bagi Tubuh yang Sering Diabaikan, Jangan Anggap Remeh!

3. Johnson & Johnson
Dalam uji klinis fase 3 vaksin J&J, 39.058 orang berpartisipasi. Uji coba itu menguji satu dosis vaksin.

Para peneliti mengevaluasi kemanjuran vaksin 14 hari setelah dosis tunggal vaksin diberikan. Hasilnya juga merinci kemanjuran berdasarkan tingkat keparahan dan lokasi COVID-19.

Secara keseluruhan, kemanjuran vaksin J&J ditemukan 66,3 persen.

Namun, kemanjuran vaksin J&J keseluruhan bervariasi di berbagai negara:

Amerika Serikat: 74,4 persen
Brasil: 66,2 persen
Afrika Selatan: 52 persen


Kemanjuran vaksin J&J untuk COVID-19 parah hingga kritis adalah:

Keseluruhan: 76,3 persen
Amerika Serikat: 78 persen
Brasil: 81,9 persen
Afrika Selatan: 73,1 persen

Berdasarkan hasil penelitian, dan dilihat dari tingkat efikasi atau kemanjuran maka untuk sementara vaksin Pfizer-BioNTech mencapai angka tertinggi yaitu 95% dengan 2 dosis.*** 

 

Editor: Suhargo

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x