Portalbangkabelitung.com- Gagal ginjal merupakan penyakit kronis yang bisa menyerang siapa saja.
Untuk mengetahui apakah ginjal kita masih sehat atau tidak kita bisa melakukan tes secara medis.
Namun, sebelum melakukan tes secara medis mestinya kita sudah tahu dengan tanda-tanda bahwa ginjal kita bermasalah.
Baca Juga: Chuu LOONA Bantah Tegas Rumor Dirinya Seorang Eating Dirsoder: Itu Sama sekali Tidak Benar!
Seperti jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, sesak napas, tubuh mudah lelah, nyeri atau sensasi tertekan di dada, napas berbau tidak sedap, ruam atau rasa gatal di kulit, hilang nafsu makan, mual dan muntah, sakit di perut dan punggung, dll.
Jika kita sudah merasa ada yang tidak nyaman dengan tubuh kita segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter.
Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam pemeriksaan sakit ginjal, yaitu kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, kemampuan tubuh mengatasi kelebihan air, serta keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernapasan, dan saluran cerna.
Baca Juga: EXID Ukir Rekor Baru Jual Album X 10.000 Eksemplar Minggu Pertama di Hanteo
Untuk beberapa kondisi, ginjal bisa saja terjadi gangguan sehingga tidak mampu lagi menjalani fungsinya dengan baik atau disebut juga gagal ginjal.
Salah satu cara untuk penanganan gagal ginjal adalah dengan cuci darah yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah mengalami kerusakan.
Ada dua macam metode yang bisa dapat dipilih dalam proses cuci darah, yaitu hemodialisis atau dialisis peritoneal.
1. Hemodialisis
Hemodialisis adalah langkah cuci darah untuk gagal ginjal yang paling banyak dipilih karena proses ini sangat umum dilakukan.
Hemodialisis dilakukan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah dan menggantikan fungsi ginjal yang rusak.
Pada proses ini akan dilakukan pemasukkan jarum ke pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh menuju mesin pencuci darah.
Darah kotor yang masih tersangkut di ginjal akan disaring secara otomatis oleh mesin pencuci darah.
Kemudian setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Baca Juga: KIm Tae Hee Dikabarkan akan Bintangi Drama Tebaru TvN Home with a Garden, Begini Tanggapan Agensi
Prosedur hemodialisis ini biasanya memakan waktu sekitar 4 jam per sesi dan dilakukan setidaknya 3 sesi dalam seminggu.
Prosedur ini hanya dapat dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.
Efek samping yang biasanya muncul setelah menjalani hemodialisis adalah kulit gatal dan kram pada otot.
Baca Juga: DOWNLOAD Drakor The Golden Spoon Episode 5 dan 6 Sub Indo, Nonton Klik di Sini Bukan Drakorindo
2. Dialisis peritoneal atau CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis)
Metode ini dilakukan dengan menggunakan peritoneum atau selaput dalam rongga perut sebagai penyaring.
Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dekat daerah pusar sebagai jalan masuk selang khusus atau kateter.
Kemudian kateter tersebut nantinya akan ditempatkan di dalam rongga perut secara permanen.
Keuntungan proses cuci darah menggunakan metode ini adalah bisa dilakukan di rumah, kapan saja, dan biasanya dilakukan saat penderita gagal ginjal sedang tertidur.
Namun, metode ini harus dilakukan 4 kali sehari dan memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Baca Juga: 10 LINK Template Bingkai Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 '12 Rabiul Awal 1444 H', Bagikan Sekarang!
Efek samping yang dapat timbul berupa peritonitis, perut terasa penuh ketika cuci darah berlangsung, kenaikan berat badan karena cairan dialisat yang mengandung kadar gula cukup tinggi, atau munculnya hernia akibat beban berat cairan di dalam rongga perut.
Nah itulah proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal yang harus kalian ketahui.
Mulai sekarang cobalah untuk selalu mencintai ginjal kita dengan mulailah untuk menjalani hari dengan hidup sehat.
Baca Juga: 7 LINK Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 Warna Hijau, Desain Terbaru dan Terbaik!
Semoga bermanfaat. ***