Marsekal Hadi Tjahjanto Angkat Bicara Soal Medis Sosial: Akan Menjadi Alat Perang Informasi

23 November 2020, 11:23 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. //Dok. Puspen TNI

Portalbangkabelitung.Com- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto angkat bicara soal pengunaan media sosial yang semakin canggih.

Dalam melihat pengguna media sosial di Indonesia kini sudha menjadi perang informasi.

Hal tersebut menurut Panglima TNI, menjadikan seluruh negara perlu menciptakan aturan kehidupan di dunia maya.

Baca Juga: Mikel Arteta Mulai Cemas dengan Ketajaman Arsenal

Sebagaimana artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat.Com dengan judul "Panglima TNI: Media Sosial Menjadi Media untuk Melakukan Perang Informasi" yang tayang pada 22 November 2020.

Lantaran, dampak pengguna media sosial dan segala aktivitas di dunia maya, menurut Panglima TNI dapat secara instan mempengaruhi keutuhan negara, karena dimanfaatkan sebagai media propaganda.

“Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Sabtu, 21 November 2020, sebagaimana dikutip Portalbangkabelitung dari Pikiranrakyat.com.

Baca Juga: Lala dan Marscha Bacakan Surat Terbuka HUT Babel Ke-20 Dihadapan Gubernur Babel

Lebih lanjut disampaikan olehnya, bahwa media sosial menjadi media efektif untuk melakukan perang informasi.

“Dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi,” kata Panglima TNI.

“Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” katanya menambahkan.

Baca Juga: ACT-MRI Bangka Belitung Galang Donasi, Guna Wujudkan SUmur Wakaf di Bangka Belitung

Di samping itu, Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa propaganda melalui media sosial belakangan ini terjadi di Tanah Air yang sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Disampaikan oleh Hadi Tjahjanto bahwa salah satu di antaranya, yakni penyebaran berita bohong yang mendiskreditkan pemerintah, dan provokasi dengan mengeksploitasi isu SARA.

Panglima TNI juga menyoroti penyebaran isu sosial dan separatisme berbahasa Inggris guna mencari simpati dari dunia Internasional.

Baca Juga: Pantau Pulau Kecil di Belitung, Gebernur Babel Bersama Danlanud Rudi Gunakan Jet Ski

“Juga menyebarkan isu-isu sosial dan isu separatisme berbahasa Inggris untuk mencari simpati dan dukungan politik dari dunia internasional, seperti yang dilakukan Benny Wenda dan Veronica Koman,” tuturnya.

Lebih lanjut, Panglima TNI menyampaikan bahwa kelompok separatis memanfaatkan media sosial untuk mempengaruhi opini dunia lewat propaganda, juga memanfaatkan panggung diplomasi internasional demi mendapatkan dukungan.

 

Menurut Panglima TNI, guna membendung dan menghadapi separatisme di dunia maya, TNI bersama kementerian atau lembaga terkait, dan masyarakat harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan dunia digital.

Baca Juga: PC Nahdatul Ulama Bangka TengahSholawat Dan Doa untuk Bangsa oleh

“TNI bersama kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat khususnya generasi muda, harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan potensi digital yang dimiliki untuk membendung dan menghadapi ancaman separatisme di dunia maya,” katanya.*** (Pikiranrakyat.com/Irwan Suherman)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler