Portalbangkabelitung.com- Pengamat Politik, Rocky Gerung mengkritik keras Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Kritik keras tersebut dilontarkan lantaran kesibukan para ketua partai tak terkecuali Prabowo yang dianggapnya terlalu sibuk dalam membangun koalisi pemilihan presiden 2024.
Rocky Gerung berpendapat jika Prabowo Subianto yang memegang amanah sebagai menteri seharusnya menggunakan seluruh waktunya untuk benar-benar bekerja demi kepentingan rakyat.
Baca Juga: Lirik Lagu Thailad Kocak, Sucat Pelay Boog
Selain Prabowo, dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rocky Gerung juga sempat menyinggung nama Cak Imin yang merupakan Ketua Umum Partai PKB.
"Prabowo dan Cak Imin, satu di legislatif, satu di eksekutif, dua-duanya dibayar rakyat untuk lakukan pekerjaan sampai 2024. Sekarang seluruh waktu yang tersedia itu, dia pakai main politik," kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, Baik Prabowo ataupun Cak Imin, Keduanya harus Menghabiskan waktu mereka untuk kepentingan rakyat.
Baca Juga: 20 Ide Kado Perpisahan Untuk Guru Laki-laki dan Perempuan, Bermakna dan Bermanfaat
"Artinya terbengkalai pekerjaan-pekerjaan eksekutif maupun legislatifnya tuh. Jadi kasak kusuk ini kan bukan sekadar menghabiskan uang, itu urusan dia. Ini mengahabiskan waktu yang adalah hak rakyat," tambah Rocky Gerung.
Rocky Gerung memperingatkan jika Prabowo harusnya sadar jika Ia digaji sebagai seorang menteri pertahanan.
"Pak Prabowo anda tuh digaji sebagai Menteri Pertahanan, kenapa habis waktunya untuk muter-muter cari koalisi tuh. Apa urusannya koalisi dengan biaya yang kami keluarkan sebagai rakyat untuk membayar gaji kalian," tutur Rocky Gerung.
Baca Juga: Apakah Persib Bandung Lolos Piala Presiden 2022 Babak Perempat Final? Cek Tim yang Lolos DI SINI
Rocky Gerung menyebut jika pilpres masih dalam tenggang waktu yang cukup lama, Ia mengingatkan Prabowo untuk tetap fokus pada tugasnya sebagai menteri pertahanan.
"Demikian juga Pak Prabowo, antar dealer dan dealer akhirnya tuh. Jadi, ini soalnya. Padahal (Pilpres) masih setengah tahun," tandasnya.***