Laporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya , Relawan Jokowi di Tolak!

7 Oktober 2020, 01:47 WIB
POTRET Najwa Shihab.* /Instagram.com/@najwashihab/

Portalbangkabelitung.com- Najwa Shihab mendadak ramai usai dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Selasa 6 oktober 2020 oleh Relawan Jokowi.

Najwa Shihab dilaporkan oleh tim Relawan Jokowi Bersatu atas dugaan cyber bullying.

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat pada 6 Oktober 2020.

Baca Juga: Angin Puting Beliung saat Adzan Zuhur di Koba

Dimuat dengan judul "Najwa Shihab Tanggapi Pelaporannya ke Polisi: Treatment Kursi Kosong Lazim di Negara Lain".

Tuduhan tersebut muncul setelah monolog 'wawancara kursi kosong' yang dilakukan oleh Najwa Shihab beberapa waktu lalu, yang ditujukan untuk mengkritisi kinerja Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab itu melukai hati kami sebagai pembela presiden. Karena Menteri Terawan adalah representasi dari Presiden RI Joko Widodo," kata Ketua umum Relawan Jokowi Bersatu Silvia Devi Soembarto saat mengajukan laporan ke Polda Metro Jaya, Jakarta.

Baca Juga: Polemik RUU Cipta Kerja, PJS Minta Maaf PSI Tak Cukup Suara

Namun, laporan dari kelompok Relawan Jokowi itu ditolak oleh penyidik Polda Metro Jaya, dan disarankan untuk dibawa ke Dewan Pers.

Menanggapi hal tersebut, Najwa Shihab mengaku baru mengetahui pelaporan tersebut dari rekan-rekannya di media.

"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," tulis Najwa pada Selasa malam di akun Instagram pribadinya, @najwashihab.

Baca Juga: Tips Merawat Tanaman Hias Keladi Agar Subur dan Cepat Berkembang Biak, Gunakan 3 Cara Ini

Terkait monolog 'wawancara kursi kosong' yang rencananya akan dibawa ke Dewan Pers, Najwa Shihab mengaku siap-siap saja memberikan keterangan.

"Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Najwa Shihab berupaya untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari monolog 'wawancara kursi kosong' yang dilakukannya.

Wanita kelahiran 16 September 1977 itu mengatakan, monolog yang dilakukannya awalnya diniatkan untuk mengundang pejabat publik, khususnya Menkes Terawan, untuk menjelaskan kebijakan-kebijakannya.

Baca Juga: Sikap PSI terhadap PILKADA 2020 di Bangka Belitung

"Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja," tulis Najwa.

"Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Menteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi," lanjut wanita kelahiran Makassar itu.

Selain itu, Najwa beralasan bahwa monolog 'kursi kosong' bukanlah hal spesial di media internasional.

Baca Juga: Kepolisian Spanyol Menahan Pencipta Antivirus McAfee di Barcelona

"Sependek ingatan saya, treatment 'kursi kosong' ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang," ungkap Najwa.

"Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya," tutupnya.*** (Agil Hari Santoso/ Pikiran Rakyat)




Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler