Warganet Dihebohkan dengan Postingan Anies Baswedan Sedang Baca Buku 'How Democracies Die'

- 23 November 2020, 17:26 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die. //Twitter.com/@aniesbaswedan

Portalbangkabelitung.Com- Warganet menjadi heboh saat meilihat postingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sejumlah media sosial, Minggu, 22 November 2020 kemarin.

Dalam foto yang ia posting menampilkan dirinya sedang duduk sambil membaca buku karangan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, How Democracies Die.

Tampak dalam foto tersebut Ia membacanya dengan serius.

Baca Juga: 250 Warga Belitung Terima Bantuan Sosial Tunai dari Gubernur Babel, Soleha: Terimah Kasih Erzaldi

Sebagaimana artikel ini telah terbit di Galamedia.com dengan judul "Unggah Foto Baca Buku 'How Democracies Die', Anies Baswedan Disebut Merusak Demokrasi Seperti Trump" yang tayang pada Senin, 23 November 2020.

Pada latar belakang foto itu tampak lemari kabinet yang memajang buku dan sejumlah ornamen, meja panjang yang menampilkan sejumlah foto, dan lukisan kaligrafi yang tergantung di tembok putih.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Penanganan Protokol Kesehatan Ditingkatkan

Di Twitter, unggahan Anies itu sempat memicu trending topic bertajuk 'How Democracies Die'. Unggahannya menuai berbagai penafsiran politik dari berbagai kalangan.

How Democracies Die adalah buku yang mengupas dinamika politik dalam negeri dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016, serta dinamika politik semasa pemerintah Presiden Donald Trump.

Dalam buku itu, pengarangnya mengingatkan ancaman kematian demokrasi dengan mengambil kasus di sejumlah negara.

Baca Juga: PT Timah Tbk Kembali Raih Penghargaan Juara Terbaik di Acara Babel Fair 2020


Kematian demokrasi terjadi karena terpilihnya pemimpin otoriter, dengan ciri antara lain menoleransi dan menyerukan kekerasan, menolak aturan main demokrasi, bersedia membatasi kebebasan sipil dan media, serta menyangkal legitimasi lawan.

Terkait hal itu, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal atau biasa disapa Gus Sahal pun ikut angkat bicara. Ia pun mencoba meluruskan pandangan salah satu media yang menulis narasi soal foto yang diunggah Anies.

Baca Juga: Saking Hebatnya Erling Haaland, Bos Dortmund Lupa Jumlah Gol

"Kesimpulan @tempodotco NGACO. Buku ini ttg bgmn demokrasi AS mati krn Trump merusak 2 asas demokrasi: mutual toleration dan institutional forbearance," begitu tulis Gus Sahal, dikutip Galamedia, Senin 23 November 2020.

Ia pun menambahkan cuitannya. Menurut versi Gus Sahal, buku itu bukan berisi tulisan mengenai pemimpin yang otoriter.

Kesimpulan ⁦@tempodotco NGACO.

Baca Juga: Arsene Wenger Senang Melihat Pelatih Lain Menderita
Buku ini ttg bgmn demokrasi AS mati krn Trump merusak 2 asas demokrasi: mutual toleration dan institutional forbearance.

Jadi BUKAN ttg pemimpin otoriter yg menindas oposisi.

Yg mirip Trump justru Anies, sama2 pake politik identitas. pic.twitter.com/Lzi0j2NP6r— akhmad sahal (@sahaL_AS) November 22, 2020

"Jadi BUKAN ttg pemimpin otoriter yg menindas oposisi. Yg mirip Trump justru Anies, sama2 pake politik identitas," lanjut Gus Sahal.

Baca Juga: PT Mayora Salurkan Bantuan Sebesar Rp100 Juta kepada 10 Pesantren di Banten

Warganet pun mengomentari cuitan Gus Sahal. Banyak dari mereka yang justru menyerang balik. "Anies lg asyik baca... yg kebakaran para cebong...Aneh," tulis warganet.

"Baca buku aja jd masalah dinegri ini..bgt lah hati kalo sdh tertutup nggak ada yg bener," timpal warganet lainnya.*** (Galamedia.com/Lucky M. Lukman)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x