Berbagai faktor bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan mulai dari human error, permasalahan mesin, faktor alam dan faktor lainnya.
"Namun demikian, satu hal penting yang selalu luput diperhatikan dari setiap kecelakan alutsista adalah soal tata kelola perawatan dan pemeliharaan Alutsista Indonesia," kata Julius Ibrani, perwakilan koalisi dalam keterangan tertulis bersama Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Reformasi Sektor Keamanan, Selasa 27 April 2021.
Baca Juga: Prajurit KRI Nanggala 402 Resmi Dinyatakan Gugur, Jusuf Kalla Ajak Keluarga Gelar Salat Gaib
Karut marutnya tata kelola Alutsista Indonesia sangat mungkin dapat memperbesar risiko terjadinya berbagai kecelakaan.
Gelapnya tata kelola pengadaan, perawatan dan reparasi alutsista pada akhirnya juga bakal menjadikan prajurit TNI rentan menjadi korban, bahkan hingga meninggal.
"Kami menilai bahwa pengadaan alutsista sebagai bagian dari upaya modernisasi dan penguatan pertahanan Indonesia memang sangat penting dan diperlukan. Meski demikian, upaya tersebut harus dijalankan secara transparan dan akuntabel," ucapnya.
Dalam praktiknya, beberapa kasus pengadaan alutsista selama ini bukan hanya menyimpang dari kebijakan pembangunan postur pertahanan, tetapi juga sarat dengan dugaan terjadinya korupsi.
Dalam sejumlah pengadaan, misalnya, beberapa Alutsista yang dibeli berada di bawah standar dan kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan.
Pembelian alutsista bekas pun menjadi persoalan karena memiliki potensi bermasalah yang lebih besar lantaran tidak hanya akan membebani anggaran perawatan, tetapi bakal berisiko pula terjadi kecelakaan yang mengancam keselamatan dan keamanan prajurit.