Gempa Yogyakarta juga dirasakan pada skala II-III MMI di Sleman dan Yogyakarta, serta pada skala II MMI di Klaten, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Malang, dan Solo.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi selatan Yogyakarta ini berkekuatan M=5,3, yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,1,” kicau Daryono.
Episenter gempa Yogyakarta terletak pada koordinat 6,56 LS dan 110,58 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 66km arah Selatan kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, pada kedalaman 61km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Yogyakarta M5,1 pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi/pertahanan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa dengan mekanisme pergerakan naik-mendatar,” kicau Daryono.
Sampai saat ini, dia mengatakan belum ada laporan terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa magnitudo 5,1 di selatan Yogyakarta.
Selain itu, berdasarkan hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi mengakibatkan tsunami.
Baca Juga: Bansos yang Cair Bulan Juli: Bantuan Kemensos Sebesar Rp3 Juta, Simak Cara Cek Daftar Penerima BPNT!
“Gempa selatan Yogyakarta M5,1 pagi ini bukan gempa Megathrust, karena tidak bersumber di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia (subduksi landai-dangkal), tapi hiposenternya agak dalam sedikit memasuki Zona Benioff (subduksi mulai menukik),” kata Daryono.***