Portalbangkabelitung.com- Pemindahan ibu kota baru Indonesia di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, masih terus bergulir meski dikritik habis oleh para pengamat.
Salah satunya pengamat politik, Rocky Gerung, Ia menyebutkan jika ada pertukaran atau trade off dengan masyarakat miskin dalam pembiayaan pembangunan ibu kota baru.
Menurut Rocky Gerung, ada trade off yang seakan 'menumbalkan' hal lain, yaitu masyarakat miskin.
Baca Juga: Kerajaan Malaysia Rugi Rp21 Triliun Akibat Banjir Di Beberapa Negara Bagian
"Kalau kita hitung ongkos untuk memindahkan ibu kota, itu artinya ada trade off. Artinya, jumlah orang miskin yang sekarang 27 juta orang akan tambah menjadi 30 juta. Karena bagaimana pun akan diambil dari APBN," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.
Selain masyarakat miskin, kasus stunting adalah salah satu potensi yang membeludak ketika pembangunan ibu kota baru.
Dan kasus stunting ini akan menjadi trade off dari pembangunan ibu kota baru.
Baca Juga: Download Kartu Ucapan Harlah NU 2022 yang ke-96, Dapatkan di Sini, GRATIS!
Rocky Gerung menilai Presiden Jokowi seolah-olah diam dan berniat ingin pamer ibu kota baru saja.
"Itu seolah-olah didiamkan oleh Presiden. Jadi Presiden betul-betul hanya ingin pamer di depan etalasenya bahwa dia pernah memindahkan ibu kota," ujar Rocky Gerung.