Portalbangkabelitung.com- Wacana pemindahan ibu kota negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menguak fakta baru.
Fakta tersebut berkaitan dengan penggusuran warga asli disana akibat lima juta orang yang bekerja di Jakarta untuk pemerintah pusat.
Jumlah tersebut tentu tidak sebanding dengan total warga di PPU yang hanya 185.022 jiwa menurut per Juni 2021 menurut data yang ada.
Baca Juga: PT LIB Ubah Sistem BRI Liga 1 Jadi Full Bubble, Ada Apa?
Pengamat politik, Rocky Gerung mengatakan, ketika ada yang menyatakan bahwa pembangunan IKN di Kalimantan Timur akan memakmurkan penduduk asli, hal tersebut malah berbanding terbalik.
"Ada lima juta orang dipindahkan dari Jawa ke PPU yang hanya dihuni 185.022 jiwa, pasti akan menimbulkan penindasan ekonomi. Tidak mungkin lima juta jiwa itu jadi minoritas sementara yang 100 ribu jadi mayoritas," kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube miliknya.
Rocky Gerung menjelaskan jika pemindahan ibu justru akan memimbulkan disparitas.
"Jadi pasti akan terjadi disparitas lagi. Ini yang disebut tidak berbasis pada keadilan sosial," kata Rocky Gerung.
Ia pun memberikan contoh suku Aborigin yang merupakan penduduk asli Australia digusur dengan adanya sinopsis bahwa mereka akan kaya dan kemakmurannya bertumbuh.