Rocky mengatakan bahwa ibu-ibu yang menempuh jarak 350 Km untuk membeli minyak goreng tersebut pastinya melintasi wilayah yang banyak ditanami oleh Kebun Sawit.
Indonesia merupakan negara produsen terbesar sawit, tapi minyaknya tidak ada, ini bagaimana, ujarnya.
Baca Juga: Nancy dan Hyebin MOMOLAND Positif Covid-19, Promosi di Meksico Dihentikan
Bagi Rocky, krisis minyak yang terjadi ini seperti ‘Tikus Yang Mati Di Lumbung Padi’.
Jika ditelusuk lebih dalam krisis yang terjadi ini menggambarkan sekali bahwa
Pemerintah hanya fokus pada bisnis besar (Oligarki) yang mengendalikan sawit menjadi biodiesel. Dan itu sudah pasti kebijakan pemerintah.
Hal demikian dapat dilihat juga pada saat batubara memiliki harga ekspor yang tinggi, justru mereka tidak mau supply batubara ke PLN.
Demikian juga kelapa sawit, jika harga sawit naik maka pemerintah lebih prefer supply sawit ke biodiesel ketimbang ke minyak goreng.
Rocky menambahkan baginya negara tidak mampu memprediksi logika ekonomi sederhana ditambah dengan kekacauan tata kelola yang pastinya juga membuat orang asing akan geleng-geleng kepala.