Informasi tersebut kemudian menyebar dari mulut ke mulut dan juga media sosial sehingga banyak orang yang penasaran lantas mencari harta karun tersebut.
“Namun dalam pelaksanaannya, ternyata sejumlah warga kembali dengan tangan kosong alias tidak menerima batu yang mengandung emas tersebut. Hal ini tentu saja membuang waktu dan tenaga warga saja,” kata Ipda Teguh.
Teguh juga menghimbau kepada masyarkat untuk tidak terlalu termakan hoax dan tergoda dengan ikut mencari bijih emas dengan cara menghancurkan batu dan menggali tanah.
Hal tersebut juga sangat disayangkan oleh Teguh karena selain dapat merusak lingkungan, keselamatan para penggali menjadi sangat beresiko.
“Kami menghimbau para warga setempat untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mencegah kerusakan lingkungan,” pungkas Ipda Teguh. ***