Wisata Tradisi Indonesia: Upacara Bekakak di Gunung Gamping Yogyakarta

17 Oktober 2020, 19:04 WIB
Upacara bekakak di Gunung Gamping Yogyakarta*/ /Instagram @kanakajavanica//Instagram @kanakajavanica

Portalbangkabelitung.com- Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang takkan mampu dibeli oleh negara asing.

Indonesia juga merupakan negara yang menjamin budaya dan tradisi masyarakat lokal dan masyarakat adat.

Salah satunya adalah tradisi Upacara Bekakak yang diadakan di Gamping Yogaykarta.

Baca Juga: Wisata Alam Goa Langse: Solusi Liburan Masa Pandemi Covid-19

Melansir akun Instagram @jogjaseni yang diunggah 15 Oktober 2020.

Upacara bekakak disebut juga Saparan. Disebut saparan sebab pelaksanaan upacara tadi harus jatuh atau berkaitan dengan bulan sapar. Upacara ini diadakan atas perintah P. Mangkubumi.

Mengenai kata saparan berasal dari kata sapar dan berakhiran an. Kata sapar identik dengan ucapan Arab Syafar yang berarti bulan Arab yang kedua.

Baca Juga: Anggota DPRD Babel Meninggal Akibat Covid-19, Ini Kata Toni Purnama Sosok Yunus

Jadi Saparan ialah upacara selamatan yang diadakan disetiap bulan Sapar.

Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia.

Bekakak pada saparan ini hanya tiruan manusia saja, berujud boneka pengantin dengan posisi duduk bersila yang terbuat dari tepung ketan.

Baca Juga: Hari Libur, Erzaldi Tetap Menyapa Warganya, dengan Berkunjung Ke SMK 1 Air Gegas

Pelaksanaan upacara  saparan gamping tersebut diperinci dalam beberapa tahap yaitu:

  1. tahap midodareni bekakak
  2. tahap kirab
  3. tahap ‘Nyembelih’ pengantin bekakak
  4. tahap sugengan Ageng.

Baca Juga: Bank Dunia Mendukung RUU Omnibus Law, Ini Kata Para Netizen

Penyelenggaraan upacara saparan Gamping bertujuan untuk menghormati arwah (roh halus) Kiai dan Nyai Wirosuto sekeluarga.

Kiai Wirosuto adalah abdi dalem penangsong (hamba yang memayungi) Sri Sultan Hamengku Buwana I pembawa payung kebesaran setiap Sri Sultan Hamengku Buwana I berada dan tidak ikut pindah waktu dari keraton (pesanggrahan) Ambarketawang ke keraton yang baru.

Bersama keluarganya ia tetap bertempat tinggal di Gamping. Dan dianggap sebagai cikal bakal penduduk Gamping.***

Editor: Suhargo

Sumber: Instagram @jogjaseni

Tags

Terkini

Terpopuler