Network
Portalbangkabelitung.com- Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dikerjakan sekurang-kurangnya 2 rakaat di waktu dhuha.
Kapan waktu dhuha tersebut? Waktu salat dimulai ketika matahari telah naik setinggi tombak, yaitu lima belas atau dua puluh menit setelah matahari terbit, sampai tepat sebelum matahari melewati puncaknya.
Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan. Berikut Portalbangkabelitung.com rangkum dari berbagai sumber.
Baca Juga: Dahi Tertutup Mukena Saat Sujud, Shalatnya Sah atau Tidak? Ini Jawabannya
1. Dengan shalat dhuha, kita telah sedekah dengan seluruh persendian
Salah satunya, dengan melaksanakan shalat dhuha kita telah bersedekah senilai dengan seluruh persendian di tubuh.
Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap sendi tubuh setiap orang di antara kamu harus disedekahi pada setiap harinya. Mengucapkan satu kali tasbih (Subhanallah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahmid (Alhamdulillah) sama dengan satu sedekah, satu kali tahlil (La ilaha illallah) sama dengan satu sedekah, satu kali takbir (Allahu Akbar) sama dengan satu sedekah, satu kali menyuruh kebaikan sama dengan satu sedekah, dan satu kali mencegah kemungkaran sama dengan satu sedekah. Semua itu dapat dicukupi dengan melaksanakan dua rakaat shalat dhuha." (HR Muslim dan Abu Dawud).
Baca Juga: Jika Ingin Doa Dikabulkan, Ketahui Adab Berdoa yang Baik dan Benar
2. Tercukupi hingga siang
Bagi yang melaksanakan shalat dhuha, maka Allah akan mencukupi kita hingga akhir siang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Baca Juga: Ingin Urusan Anda Dipermudah? Ini Kuncinya Kata Ustadz Khalid Basalamah
3. Secara sempurna mendapatkan pahala haji dan umrah
Salah satu keutamaan shalat dhuha ialah mendapatkan pahala haji dan umrah secara sempurna. Hal ini bahkan diulang Rasulullah SAW sebanyak 3 kali, "Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna".
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
4. Shalat dhuha termasuk shalat orang yang kembali taat (awwabin)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Semoga Allah gerakkan hati kita untuk senantiasa merutinkan shalat yang penuh keutamaan ini, bahkan pahalanya setara dengan pahala haji dan umrah secara sempurna.***
