Hukum Islam Istri Menghisap Kemaluan Suami Ketika Berhubungan Intim, Bolehkah?

Portalbangkabelitung.com- Bermanja-manja dengan suami-istri  apapun halal dilakukan yang penting jangan lagi datang bulan.

Kalau lagi datang bulan maka tidak boleh melakukan hubungan suami istri.

Namun selain daripada itu adalah disisi lain seorang istri harus cerdas jika suami pulangnya Sebulan sekali ternyata pulang disaat datang bulan.

Baca Juga: Savefrom Tiktok Downloader: Simpan Video Tiktok Tanpa Ada Tiktok Watermark Tanda Air!

Maka bukan berarti kamu mencueki suamimu dengan beralasan karena lagi datang bulan.

Tidak boleh, artinya apa memang tidak boleh masuk ke ranah hubungan suami-istri tapi yang lainnya boleh selain daripada itu.

Artinya dari sini seorang pasangan Seorang Istri harus punya Inovasi dan inovatif di dalam memanjakan pasangan.

Baca Juga: Tabrakan Matahari 2022, Bisa Dilihat Langsung dari Bumi! Ternyata Begini Penjelasannya.

Di dalam memanjakan suami yang ditanyakan hal tersebut adalah tidak apa-apa karena halal tidak masalah.

Hanya saja ada ulama yang mengatakan  menjilati kemaluan itu hukumnya adalah makruh akan tapi kemakruhan itu jikalau ternyata menjadikan sebab kepuasan bagi sang pasangan.

Maka lebih mengutamakan kepuasan bagi pasangan maka tidak apa-apa Hal tersebut dilakukan.

Baca Juga: 7 Drama Korea Tahun 2022, Banyak Drakor Romantis hingga Komedi: Penggemar Harus Nonton!

Tidak apa-apa artinya apapun halal asal jangan melakukan hubungan intim dari belakang itu tidak benar selebihnya daripada itu tidak apa-apa.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan di dalam Alquran perempuan ibarat ladang-ladang yang perlu dayang saat itu dijaga dimakmurkan dalam arti Ya terserah boleh saat itu dilakukan apapun kepada pasangan itu karena halal. 

Melihat kemaluan memainkan kemaluan jika itu adalah pasangan suami istri maka itu tidak apa-apa itu adalah halal.

Baca Juga: Pengusiran Yudi dari Belitung oleh Ratusan Penambang Timah Ilegal Bangka Belitung, Presma AMB Babel Bersuara!

Namun sisi lain Kami menghimbau jangan sampai Hal tersebut dilakukan karena  sebab melihat tontonan-tontonan tidak berhasil lalu niru lah kalau kayak gini nanti tidak akan diberi kekuasaan oleh Allah dan dia tidak akan menemukan kepuasan.

Kenapa karena ternyata biasanya  tidak menjaga mata sehingga tradisi itu tidak ada kekuasaan maka ia permasalahnya karena ia tidak menjaga mata sebenarnya untuk untuk mencari kepuasan.

Disaat tidak menjaga mata suami tidak jaga mata istri tidak jaga mata sehingga tidak pernah ada kepuasan karena permasalahannya adalah pelanggaran kepada Allah.***