Network
Portalbangkabelitung.com- Pada kesempatan kali ini Portal Bangka Belitung akan berbagi informasi seputar hukum percaya ramalan primbon jawa menurut Ustadz Adi Hidayat, benarkah musryik?
Baca artikel ini sampai habis agar tidak terjadi gagal paham yang dapaat membuat kesalahpahaman diantara kita bersama.
Sebelumnya pantengin terus artikel-artikel menarik yang akan Portal Bangka Belitung bagikan kepada sahabat Portal.
Baca Juga: Benarkah Mempercayai Weton dan Primbon Jawa Adalah Musyrik? Begini Kata Abdul Somad
Karena, Portal Bangka Belitung akan selalu berusaha memberikan informasi-informasi akurat yang dibutuhkan oleh sahabat portal.
Dikutip Portalbangkabelitung.com dari laman Youtube ‘Taman Firdaus’ Apa Hukum mempercayai Ramalan? Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA.
Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengatakan Hukum mempercayai Ramalan itu termasuk dalam kategori syirik.
Baca Juga: Fakta Drama Korea Twenty Five Twenty One, Drakor Romantis Tayang 2022 Terpopuler dan Terbaik!
Apa hukum percaya sama hitungan weton tentang jodoh, karir, dan sebagainya.
Sebagaimana katanya ilmu dari nenek moyang bukan ramalan orang astrologi.
Kalau betul kebetulan ada sebab itu, maka Islam datang menghilangkan tahayul, halusinasi takhayul dan khayalan.
Baca Juga: List Daftar Drama Korea Romantis Terbaik dengan Rating Tertinggi, Hiburan Akhir Pekan Bersama Pacar!
Maka ketika Islam datang, melarang percaya kepada halusinasi takhayul dan khayalan.
Jika anda percaya berarti anda meyakini kalau ada kekuatan lain daripada kekuatan Allah SWT.
Berarti anda percaya ada pengaruh planet-planet kalau planet ini ketemu planet ini.
Baca Juga: List Drakor Rating Tertinggi, Drama Korea Terbaru 2022 Terbaik Terpopuler dengan Rating Tinggi
Itu adalah salah satu tanda syirik.
Syirik adalah percaya jika ada kekuatan lain daripada kekuatan Allah.
Sedangkan kita diajarkan kalau minta harus minta kepada Allah.
Baca Juga: List Drakor Rating Tertinggi, Drama Korea Terbaru 2022 Terbaik Terpopuler dengan Rating Tinggi
Minta tolong hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ***
