Pertumbuhan sel saraf dan meningkatnya serotonin ini dapat meredam kecemasan dan stress serta meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Menurut Dr. Ghuloum mengungkapkan bawa, puasa dapat memberikan dampak posistif yang besar bagi orang yang sedang menjalani perawatan terapi untuk kecanduan dan penyalahgunaan obat-oabatan.
Sebuah penelitian juga mengungkap bahwa, puasa dapat menghasilkan prubahan structural pada otak di area yang terkait dengan depresi sehingga membentuk elemen pendukung.
Berpuasa juga membuat seseorang bisa mengendalikan diri dengan lebih baik. Hal ini berarti, emosi dlaam tubuh akan lebih terkendali sehingga seseorang tidak mudah terserang stres yang memicu peradangan dan masalah kesehatan lainnya.
Selain itu, berpuasa ternyata juga dapat meningkatkan kemampuan otak dan akhirnya berimbas pada menurunnya produksi hormon kortisol pada kelenjar adrenal sehingga seseroang tidak mudah stres.
Artikel ini telah terbit di media Kabar Besuki dengan judul "Tak Hanya Menyehatkan, Puasa Ternyata Bisa Bantu Redakan Stres, Begini Penjelasannya" yang tayang pada 14 April 2021.***
(Kabar Besuki/Diana Amelia)