Portalbangkabelitung.com- Setiap orang pasti ingin pernikahannya langgeng, sampai mau memisahkan.
Namun seiring berjalannya waktu, pertengkaran dalam pernikahan adalah sesuatu yang tak bisa dihindari.
Pernikahan pasti memiliki masa-masa kritis. Jika salah sedikit melangkah, bisa-bisa pernikahan Anda berakhir saat itu juga.
Dirangkum Portalbangkabelitung.com dari akun Instagram @nikah_sakinah, ketahui masa-masa kritis hubungan pernikahan serta hal-hal yang sebaiknya dilakukan.
Baca Juga: Cek Pada Dirimu, 6 Ciri-ciri Wanita yang Bakal Awet Muda
1. Tahun Pertama : Tahap Realisasi
Fase ini adalah fase menyesuaikan diri dengan pasangan, menyamakan tujuan pernikahan, mendiskusikan hubungan dengan keluarga besar.
Yang sebaiknya dilakukan :
- bicarakan segala sesuatu dengan jujur apalagi hal-hal yang sensitif.
- banyak-banyaklah berkompromi dengan perbedaan yang ada.
Baca Juga: 8 Pengobatan Rumahan Untuk Mengurangi Gejala Asam Lambung atau GERD
2. Tahun ke 3 dan 4 : Fase Zona Nyaman
Tahun ke 3 dan 4 adalah tahap comfort zone atau zona nyaman. Hati-hati, ini bisa menjadi berbahaya. Mengapa demikian?
Kita mulai mulai menganggap biasa keberadaan pasangan. Tak lagi menganggap pasangan kita oramg yang istimewa seperti awal-awal pernikahan.
Yang sebaiknya dilakukan:
- sering memuji pasangan
- jangan langsung memojokkan pasangan ketika sedang beragumen
- biasakan selalu ucapkan kata cinta seperti 'aku sayang kamu' atau 'aku cinta kamu' setiap hari.
Baca Juga: 3 Makanan Pemicu Kanker yang Kadang Tidak Disadari, Hati-hati, Lebih Berbahaya
3. Tahun ke 5-7: "The Seven Year-Itch"
Ada istilah The Seven Year-Itch untuk menggambarkan betapa rentannya hubungan pernikahan di usia ini. Suami istri sudah sama-sama settle, kenal luar-dalam, dan frekuensi hubungan intim semakin menurun.
Yang sebaiknya dilakukan:
- selalu terbuka dengan pasangan
- jika ada masalah, selesai sesegera mungkin
- diskusikan rencana masa depan bersama.
4. Tahun ke 10-15: Masa-masa yang Sulit
Tanggung jawab semakin besar seiring bertambah juga usia anak yang memasuki remaja.
Selain itu tanggung jawab bekerja dan mengurus rumah pun semakin bertambah.
Yang sebaiknya dilakukan:
- kamu dan pasangan harus sering tertawa bersama.
- jangan lupa untuk berlibur bersama pasangan
- jika bisa melewati fase ini, hubungan pernikahan kamu kedepannya bisa berjalan lancar sampai ke tahun 20 dan semoga seterusnya.
5. Tahun ke 20-30 : Krisis Paruh Baya
Masa krisis ini terjadi ketika anak sudah bertambah besar dan dewasa, merantau, dan di rumah hanya ada kamu berdua. Kamu dan pasangan merasa 'kosong' karena merasa misi utama membesarkan anak sudah selesai.
Yang sebaiknya dilakukan:
- jangan lupa untuk berlibur bersama pasangan, rencanakan berlibur bersama, atau lakukan aktivitas lain yang tak akan kamu dan pasangan lupakan.
Tips melewati masa kritis pernikahan:
- tetap berjuanglah mempertahankan pernikahan
- perpisahan akan membuat kamu dan pasangan semakin jauh dan bukan semakin dekat.
- talk less do more saat menyelesaikan masalah.
Semoga bermanfaat.***