Pergaulan mereka pun dibatasi, saat menjalani pelatihan mereka harus menjalani karantina dengan biaya pas-pasan yang dianggarkan agensi.
Baca Juga: Gading Marten Dikarekan Dekat Dengan Karen Nijsen, Ini Tanggapan nya!
"Selain pelatihan yang keras, mereka mengalami penghinaan dan perlakuan yang tidak manusiawi," tulis laporan Arirang Meari.
Hal ini sudah menjadi rahasia umum, tak heran jika banyak artis Kpop yang mengalami gangguan mental, depresi hingga bunuh diri. Bahkan situs aktivis feminis Korsel thegrandnarrative pernah mengangkat isu eksploitasi para calon artis Kpop khususnya kaum perempuan.
Baca Juga: Kedekatan Ayu Ting Ting dengan Ivan Gunawan Sedang Jadi Perbincangan Ada Apa Ya?
Penampilan pun menjadi hal penting bagi para member Kpop untuk selalu diperhatikan. Mereka diminta untuk selalu tampil tanpa cacat, maka tak heran hampir semua artis Kpop melakukan operasi plastik.
Laporan itu menyebutkan jika para bintang Kpop harus siap menjadi budak seks untuk melayani para politikus atau pengusaha. Hal itu sempat diungkap oleh aktris Jang Ja-yeon yang bunuh diri karena depresi telah dijadikan budak seks oleh manajernya.
"Penyanyi wanita muda bahkan dipaksa untuk menyenangkan hati politisi dan industrialis secara seksual. Banyak penyanyi muda menderita sakit mental dan fisik dan berada di penjara yang masih hidup," tulis media itu lagi.
Baca Juga: Masih Sering Dijodohkan Dengan Mantan Suami, Gisel AnastasyaKalau ngomong balikan gak ada yang tahu
Para member Kpop biasanya telah terikat kontrak yang cukup panjang dengan agensi bisa mencapai 10 sampai 13 tahun. Selama masa kontrak itulah mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena jika terjadi pelanggaran akan dikenakan sanksi denda tiga kali lipat dari nilai investasi yang telah dikeluarkan agensi.