Kajian Ramadhan 2021: Jangan Salah Kaprah, Ini Maksud Tidurnya Orang yang Berpuasa Adalah Ibadah

23 April 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi tidur setelah beribadah /pexels.com/Andrea Piacquadio

Portalbangkabelitung.com - Ada sebuah hadist yang menyebutkan bahwasannya tidurnya seorang yang berpuasa adalah ibadah. Sehingga banyak orang yang menambah jam tidur mereka terutama di bulan suci Ramadhan.

Lantas, tidur bagaimana yang dimaksud?

Meluruskan hadist tersebut, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mengatakan tidur yang bernilai ibadah bukan berarti tidur dalam seharian penuh. Melainkan, orang yang tidur dalam rangka untuk tidak berbuat maksiat.

Baca Juga: Kajian Ramadhan 2021: Hukum Berpuasa Bagi Para Pekerja Berat, Apakah Mendapat Keringanan?

"Dan, tidurnya orang yang berpuasa ini betul-betul dijaga, sebagaimana cara tidurnya Rasulullah SAW," kata Habib Syech dalam tayangan video Kultum Hukum Tidur di Bulan Puasa.

Pengasuh Majelis Ahbaabul Musthofa itu menjelaskan bedanya tidur orang yang beribadah dan tidurnya orang yang pemalas.

"Ada orang yang tidur sedari ia bangun sahur sampai menjelang Maghrib. Yang dimaksud dalam hadist tersebut bukan tidur yang semacam ini, itu memang tidurnya orang pemalas," ujarnya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan 2021: Amalan Terbaik di Bulan Suci Ramadhan Selain Berpuasa

Adapun maksud dari tidur yang bernilai ibadah, menurut Habib Syech, adalah tidurnya seorang yang lelah setelah ia beribadah; usai melaksanakan shalat, membaca Al-Qur'an, ataupun melakukan kebaikan lainnya.

Karena kelelahan dirinya dalam ibadah tadi, lalu ia tidur sesaat untuk beristirahat (melepas lelahnya), maka hal itu akan dihitung sebagai ibadah. 

"Dengan tujuan supaya tidak ngrasani (membicarakan kejelekan) orang, tidak mengumpat orang lain, dan tidak berbuat kemaksiatan. Karena orang ini hobinya ibadah, maka insyaallah tidur tersebut termasuk ibadah," ujar Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah itu.

Baca Juga: 20 Kumpulan Ucapan Selamat Hari Kartini yang Cocok Dijadikan Status di Media Sosial

Lebih lanjut, Habib yang gemar bershalawat itu berharap, mudah-mudahan tidur kita di malam hari untuk menanti sahur, setelah usai melaksanakan shalat tarawih dan membaca Al-Qur'an juga dihitung oleh Allah sebagai ibadah.

Jika tidur kita setelah melakukan ibadah, insyaallah akan dihitung sebagai ibadah pula. Namun, jika tidur kita setelah melakukan kemaksiatan ataupun suatu perbuatan yang tidak bermanfaat, maka tidak akan dihitung sebagai ibadah.

"Insyaallah kita semua menjadi orang-orang yang dihitung oleh Allah SWT. Semua kegiatan yang kita lakukan menjadi suatu ibadah; baik tidur kita, diamnya kita, maupun dalam jaga kita," tutup Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf menjelaskan.***

Baca Juga: Muntah Saat Berpuasa, Apakah Batal? Simak Penjelasannya Berikut

Editor: Ryannico

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler