Sejarah Asal Usul Kabupaten Magetan Jawa Timur 'The Nice of Java', Bermula dari Kerajaan Mataram Islam

- 9 Januari 2023, 07:19 WIB
Sejarah Asal Usul Kabupaten Magetan Jawa Timur 'The Nice of Java', Bermula dari Kerajaan Mataram Islam
Sejarah Asal Usul Kabupaten Magetan Jawa Timur 'The Nice of Java', Bermula dari Kerajaan Mataram Islam /Portalbangkabelitung.com/Instagram @magetanbanget

Portalbangkabelitung.com- Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Asal mula Kabupaten Magetan ini menyimpan sejarah yang luar biasa dibalik terbentuknya.

Sejarah terbentuknya Kota Magetan banyak didominasi oleh sejarah pada masa Islam dan Kolonial yaitu pada masa Kerajaan Mataram Islam (1588 – 1681 Masehi).

Baca Juga: Cerita Bangka Belitung: Tentang Pulau Belitong, Sejarah Hingga Asal-Usulnya

Yuk simak asal mula Kota Magetan Jawa Timur, kota yang dijuluki The Nice of Java ini ternyata ada sejarah, dari nama hingga perjuangan didalamnya.

Secara letak, Kabupaten Magetan berada di Jawa Timur dengan ibukotanya Magetan Kota.

Tanggal berdirinya Kabupaten Magetan ini sejak 12 Oktober 1675. Artinya Kota Magetan telah berdiri 347 tahun lamanya.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, asal mula nama Kabupaten Magetan itu sendiri terjadi pada masa Kerajaan Mataram Islam. 

Baca Juga: Cerita Rakyat Bangka Belitung: Asal-Usul Kota Toboali Bangka Selatan Berbagai Versi

Namun di Kota Magetan juga banyak ditemukan bukti-bukti artefak yang tersebar di berbagai lokasi yang menyatakan sebelumnya jika di Magetan berlatar belakang agama Hindu yang dibuktikan dengan keberadaan sisa-sisa tempat peribadatan umat Hindu berupa candi dan petirtaan juga prasasti-prasasti.

Sejarah berdirinya Kabupaten Magetan ini tidak terlepas dari berbagai peristiwa penting yang terjadi di Kerajaan Mataram Islam dan keterlibatan VOC di dalamnya.

Begini awal mula berdirinya Kabupaten Magetan. Pada tahun 1646 Sultan Amangkurat I naik menjadi pemegang tahta Kerajaan Mataram menggantikan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang wafat pada tahun 1645. Pada tahun 1646 Sultan Amangkura I mengadakan perjanjian dengan VOC yang menyebabkan VOC dapat leluasa memperkuat diri dan memperluas pengaruh ke dalam wilayah Kerajaan Mataram Islam.

Baca Juga: Arti Makna Nama Belitong: Ketahui Belitung Artinya Apa, Ternyata Bahasa Daerah Lokal

Kerajaan Mataram menjadi semakin lemah akibat hal tersebut. Hal ini juga menyebabkan pelayaran perdagangan semakin dibatasi antara lain tidak boleh berdagang ke Pulau Banda, Ambon, dan Ternate.

Akibat peristiwa yang terjadi, Sultan Amangkurat I dipandang negatif di kalangan keraton, lebih-lebih di pihak oposisi, termasuk putranya sendiri yaitu Adipati Anom yang kelak bergelar Sultan Amangkurat II.

Bukan hanya dipandang negatif oleh kalangan keraton dan oposisi, Kerajaan Mataram pun menjadi sorotan Daerah Mancanegara, sehingga Pangeran Giri yang sangat berpengaruh di daerah peisisir utara Pulau Jawa mulai bersiap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.

Baca Juga: Terbaru! Sejarah Asal Mula dan Asal Mula Nama Tasikmalaya Jawa Barat yang Jarang Diketahui Orang

Pada saat yang bersamaan, Trunojoyo, seorang pangeran yang sangat kecewa terhadap pamannya yang bernama Pangeran Cakraningrat II lantaran mengabaikan Madura mulai melancarkan pemberontakan kepada Mataram pada tahun 1647.

Pemberontakan itu didukung oleh orang-orang dari Makasar. Dalam suasana seperti itu kerabat Keraton Mataram yang bernama Basah Bibit (Basah Gondo Kusumo) dan Patih Mataram yang bernama Patih Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama yang beroposisi dengan menentang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.

Atas tuduhan ini Basah Gondokusumo diasingkan ke Gedong Kuning di Semarang selama 40 hari, di tempat kediaman kakeknya yang bernama Basah Suryaningrat.

Patih Nrang Kusumo melepaskan jabatan dan kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau diganti oleh adiknya yang bernama Pangeran Nrang Boyo II.

Saat pengasingan, Basah Gondokusumo dan Basah Suryaningrat pergi ke daerah sebelah timur Gunung Lawu karena diberitakan sedang diadakan babat hutan oleh Ki Buyut Suro (Ki Ageng Getas).

Baca Juga: Daftar Masjid Karya Ridwan Kamil, Didesain Langsung Gubernur Jawa Barat Ini, Cek Biodata Ridwan Kamil Disini

Pelaksanaan babat hutan ini atas dasar perintah Ki Ageng Mageti sebagai cikal bakal daerah tersebut.

Untuk mendapatkan sebidang tanah sebagai tempat bermukim di sebelah timur Gunung Lawu itu, Basah Suryaningrat dan Basah Gondokusumo menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya yaitu di Dukuh Gandong Kidul, tempatnya di sekitar alun-alun Kota Magetan saat ini, dengan perantara Ki Ageng Getas.

Hasil dari pertemuan ini Basah Suryaningrat mendapat sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong, tepatnya di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan saat ini. Peristiwa ini terjadi setelah melalui perdebatan yang sengit antara Ki Ageng Mageti dengan Basah Suryaningrat hingga akhirnya Ki Ageng Mageti mempersembahkan seluruh tanah miliknya sebagai bukti kesetiaannya kepada Kerajaan Mataram Islam.

Selanjutnya Basah Suryaningrat mewisuda Basah Gondokusumo menjadi penguasa di tempat baru itu dengan gelar Yosonegoro yang kemudian dikenal sebagai Bupati Yosonegoro. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 12 Oktober 1674 dengan condrosengolo “Manunggaling Roso Suko Hambangun”.

Untuk mengenang jasa-jasa Ki Ageng Mageti tersebut,  maka kemudian wilayah baru yang dibuka itu diberi nama “Magetan”.

Berikut tadi Asal mula Kabupaten Magetan ini menyimpan sejarah yang luar biasa.***

 

 

 

 

Editor: Suhargo

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x