Portalbangkabelitung.Com- Pemerintahan Israel kembali dituduh atas tindakan menghalangi laju vaksin Covid-19 di bagian tepi Barat Palestina
Dengan begitu, otoritas Palestina merasa geram dengan tindakan tersebut.
Padahal vaksin Covid-19 itu, akan diberikan kepada tenaga medis di Palestina.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran Rakyat.com dengan judul "Israel Bikin Ulah, Halangi Pengiriman Vaksin Covid-19 untuk Tenaga Medis di Palestina" yang tayang pada selasa 16 Febuari 2021.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan Manfaat Kopi untuk Kesehatan Tubuh, Penyuka Kopi Wajib Baca
Dikutip Portalbangkabelitung dari Pikiran-Rakyat.com bahwa, Seorang pejabat Palestina menyatakan bahwa mereka mencoba membawa 2.000 dosis vaksin Sputnik Rusia dari Tepi Barat.
Tetapi dengan alasan belum ada persetujuan, vaksin-vaksin tersebut malah ditahan pemerintah Israel di Tepi Barat.
Pasokan vaksin Covid-19 untuk tenaga medis di Jalur Gaza ini pun langsung berhenti.
Baca Juga: Update Harga Emas Di Pegadaian Turun Semua Hari Ini Selasa 16 Februari 2021
Di sisi lain, pemerintah Israel memberikan alasan mengapa mereka menahan vaksin-vaksin tersebut.
Seorang pejabat keamanan Israel menyebutkan bahwa vaksin kiriman ke Palestina tersebut tidak memiliki persetujuan dan harus diperiksa terlebih dahulu.
Badan yang disetujui untuk melakukan pemeriksaan vaksin adalah Dewan Keamanan Nasional Israel di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Tapi sampai kini, Pemerintahan dari Netanyahu belum memberikan komentarnya.
Penundaan ini langsung jadi sorotan karena mempersoalkan permasalahan vaksinasi yang mungkin dihadapi masyarakat Palestina berkaitan dengan Israel.
Baik wilayah Tepi Barat, ataupun Gaza merupakan daerah sengketa Palestina Israel yang menjadi zona konflik selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Mbah Mijan Anggap Nagita Slavina Miliki Kebencian Kepada Ayu Ting Ting dari Sorotan Matanya
Di sisi lain, Israel merupakan satu negara di seluruh dunia yang pelaksanaan vaksinasinya menjadi unggul.
Dalam waktu sebentar saja, Israel sudah melakukan vaksinasi terhadap nyaris 70 persen para tenaga kesehatannya.*** (Pikiran Rakyat/Alza Ahdira)