Usai Lakukan Vaksinisasi, 9 Orang Alami Kelumpuhan dan 2 Orang Meninggal Dunia 9 Orang Alami Kelumpuhan Wajah

26 Maret 2021, 21:42 WIB
Petugas medis dalam pakaian pelindung melayani orang-orang di pusat pengujian komunitas darurat untuk Covid-19 di Hong Kong pada 30 November 2020. /REUTERS/Tyrone Siu

Portalbangkabelitung.com - Pandemi Covid-19 yang pertama kali muncul di China setahun yang lalu sampai saat ini masih terus menjangkit banyak orang.

Pandemi ini telah memberikan dampak negatif terhadap banyak aspek kehidupan.

Banyak cara yang dilakukan untuk menekan angka penularan Covid-19, salah satunya adalah dengan vaksinisasi.

Pada hari Jumat, 19 Maret 2021, Seorang wanita berusia 80 tahun yang divaksinasi pada 2 Maret 2021 meninggal.

Baca Juga: Seorang Presenter Sedang Siaran Langsung Tiba-Tiba Diserang oleh Wanita Telanjang, Berikut Kronologinya

Sementara seorang pria berusia 60 tahun meninggal pada hari Rabu, 24 Maret 2021 setelah divaksinasi pada 11 Maret 2021.

Dua orang meninggal dunia dan Sembilan orang mengalami kelumpuhan wajah setelah melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Hong Kong.

Menurut para ahli, dua orang meninggal tersebut terdiri dari dua pasien sakit kronis yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Sebelumnya, tujuh orang telah meninggal dunia setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19 Sinovac, sementara satu orang meninggal setelah menerima vaksin BioNTech.

Baca Juga: Seorang Pria Bunuh Muazin, Karena Suara Adzan Ganggu Waktu Tidurnya

Para ahli mengatakan tidak ada hubungan langsung yang dibuat antara vaksinasi dan korban jiwa tersebut.

Sementara itu, sembilan kasus kelumpuhan wajah sementara menjadikan jumlah penerima vaksin yang menderita kondisi tersebut, yang dikenal sebagai Bell's Palsy, menjadi sebelas jiwa, salah satunya melibatkan vaksin BioNTech.

Otoritas Hong Kong telah menangguhkan pemakaian vaksin buatan Jerman tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah cacat kemasan ditemukan dalam serangkaian botol vaksin.

Menurut Direktur Kesehatan Hong Kong Constance Chan, hal tersebut telah memancing kebingungan di pusat-pusat imunisasi vaksin Covid-19 di seluruh penjuru Hong Kong.

Baca Juga: 6 Fakta Tentang Negara Timur tengah, Palestina

“BioNTech telah meminta kami menghentikan vaksinasi untuk sementara hingga investigasi mengenai kemasan botol vaksin yang cacat selesai di investigasi, katanya, dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Menyusul ditemukannya masalah dengan vaksin Covid-19 BioNTech buatan Jerman, otoritas Hong Kong mengumumkan pembatalan pemesanan di semua 21 pusat vaksinasi komunitas yang menyediakan suntikan.

Macau, yang notabene merupakan tetangga dari Hong Kong diketahui juga menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 BioNTech setelah kejadian di Hong Kong tersebut.

Diketahui, vaksin Covid-19 BioNTech didistribusikan di Hong Kong dan Makau melalui kemitraan Fosun Pharma dari Cina.

Baca Juga: 6 Wanita Terhebat Dalam Sejarah Seluruh Dunia, 2 Diantaranya dari Negara Indonesia

Menurut data yang dimiliki oleh otoritas Hong Kong, diketahui vaksin Covid-19 BioNTech dalam sepekan terakhir banyak dipilih oleh masyarakat Hong Kong, ketimbang vaksin Covid-19 Sinovac.

Program vaksinasi di Hongkong diketahui telah dimulai sejak Februari 2021 lalu dengan menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac.

Namun, sejak Maret 2021 otoritas Hong Kong Mulai menawarkan vaksin Covid-19 BioNTech sebagai pilihan alternatif bagi masyarakat.

Hal tersebut terjadi dikarenakan otoritas Hong Kong kurang percaya terhadap keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 Sinovac buatan China karena dikhawatirkan muncul efek samping yang merugikan setelah menggunakan vaksin tersebut.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul "2 Orang Meninggal Dunia dan 9 Orang Alami Kelumpuhan Wajah Usai Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Hong Kong" yang tayang pada 25 Maret 2021***(Pikiran Rakyat Bekasi/Rivan Muhammad)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler