Portalbangkabelitung.com - Situasi di Myanmar semakin hari semakin memanas, makin banyak para demonstran yang tewas.
Sejak kudeta 1 Februari 2021 dilakukan oleh militer Myanmar. Myanmar saat ini menjadi perhatian dunia.
Pasalnya kekerasan yang terjadi terhadap para demonstran terus terjadi setiap harinya. Hal ini tentunya mendapat banyak kecaman dari negara lain.
Pada Minggu, 14 Maret 2021 lalu, merupakan hari paling berdarah di Myanmar menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAP).
Setidaknya tiga orang anak, termasuk gadis berumur 15 tahun tewas dalam konflik yang terjadi antara pihak demonstran dan aparat.
Sementara itu pada Senin, 15 Maret 2021, paling tidak 20 orang tewas menjadi korban tembak mati oleh pasukan keamanan di Myanmar.
Baca Juga: Perkuat Pertahanan di Laut Natuna Utara, Taiwan Jalani Kerjasama dengan AS
"Korban meningkat secara drastis," kata AAP, seperti dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Dengan jumlah korban yang terus berjatuhan itu, kini disebutkan total sekira 183 orang tewas sejak aksi protes dimulai di Myanmar.