Tembaki Warga Saat Sedang Melayat, Junta Militer Myanmar Makin Kejam

- 29 Maret 2021, 14:30 WIB
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021.
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021. //Stringer via Reuters

Portalbangkabelitung.com - Dinamika perpolitikan di Myanmar terus terjadi, keadaan di Myanmar kini semain memanas.

Junta militer Myanmar makin kejam dalam menghadapi para demonstran, mereka menculik dan membunuh banyak orang.

Hingga saat ini korban tewas sejak kudeta 1 Februari 2021 telah mencapai 440 orang.

Baca Juga: Joe Biden Mengecam Pertumpahan Darah yang Dilakukan Terhadap Pengunjuk Rasa Antikudeta di Myanmar

Aparat keamanan Myanmar dilaporkan melakukan tindakan kejam dengan melepaskan tembakan ke arah pelayat yang berkumpul di pemakaman seorang demonstran yang tewas sehari sebelumnya.

Menurut saksti mata, tidak ada laporan langsung tentang korban di pemakaman kota Bago dekat Yangon.

"Saat kami (sedang) menyanyikan lagu revolusi untuknya, aparat keamanan baru saja datang dan menembak kami," kata seorang wanita bernama Aye, yang melayat ke pemakan Thae Maung Maung, seorang siswa berusia 20 tahun yang tewas ditembak.

Baca Juga: Media Asing Menyoroti Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral

"Orang-orang, termasuk kami, lari saat mereka melepaskan tembakan," ujarya.

Dikutip Portalbangkabelitung.com dari pikiran-rakyat.com, dua orang tewas dalam insiden terpisah pada Minggu, 28 Maret 2021.

Satu orang tewas ketika tentara melepaskan tembakan ke sekelompok demonstran di dekat ibu kota Naypyitaw.

Baca Juga: Laporan Perlakuan Sewenang-Wenang Terhadap Tahanan Muslim Uighur, PBB Menjalin Komunikasi dengan China

Sedikitnya 114 orang termasuk enam anak berusia antara 10-16 tahun tewas pada Sabtu, 27 Maret.

Pelapor khusus PBB untuk Myanmar mengatakan tentara melakukan 'pembantaian massal' dan meminta dunia untuk mengisolasi junta dan menghentikan aksesnya ke senjata.

Kritik dan sanksi asing yang dijatuhkan oleh beberapa negara Barat sejauh ini gagal mempengaruhi para pemimpin militer Myanmar.

Baca Juga: Penembakan di Pantai Virginia, Bintang Bad Girls Club Tewas dan Delapan Orang Terluka

Hari Sabtu, 27 Maret merupakan pembantaian paling tinggi sejak junta menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi.

"Jet militer telah menewaskan sedikitnya tiga orang dalam serangan di sebuah desa yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata dari minoritas Karen," kata sebuah kelompok masyarakat sipil pada Minggu.

Juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk mengomentari pembunuhan atau pembantaian itu.

Baca Juga: Penikaman di Perpustakaan, Seorang Wanita Tewas dan Enam Orang Terluka

Hingga saat ini korban tewas sejak kudeta 1 Februari 2021 telah mencapai 440 orang.

Negara-negara termasuk AS, Inggris dan Uni Eropa mengutuk keras kekerasan tersebut.

Pelapor khusus PBB, Tom Andrews, mengatakan sudah waktunya bagi dunia untuk mengambil tindakan jika tidak melalui dewan keamanan PBB maka melalui pertemuan puncak darurat internasional.

Dia mengatakan pendanaan untuk junta, seperti pendapatan minyak dan gas, harus dipotong, begitu pula aksesnya ke senjata.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Makin Kejam, Junta Myanmar Tembaki Warga Saat Sedang Melayat di Pemakaman" yang tayang pada 29 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuhaji)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah