Portalbangkabelitung.com- Perang Rusia dan Ukraina pecah setelah Vladimir Putin menyatakan pernyataan perang terhadap Ukraina.
Awal pertikaian antara Rusia dan Ukraina diawali dengan tiga pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin dalan salah satu pernyataannya, menegaskan bahwa Amerika Serika dan NATO untuk segera berhenti ikut campur dalam segala urusan di Eropa Timur.
Baca Juga: Tagar Tangkap Yaqut Trending Di Media Sosial, Rocky Gerung: ' Ada Kecelakaan Narasi'
Putin juga menginginkan NATO untuk segera menarik mundur pasukan mereka di Eropa Timur.
Namun, tuntutan orang nomor satu di Rusia tersebut tidak ditanggapi oleh Amerika Serikat dan NATO.
Mereka menganggap, Rusia tidak berhak untuk mengatur NATO karena mereka berurusan dengan negara-negara yang berdaulat.
Baca Juga: Keputihan Apakah Najis, Bolehkah Sholat Saat Keputihan? Begini Penjelasan dari Buya Yahya
Akibatnya, Vladimir Putin dengan tegas mengatakan jika pihaknya dan Ukraina siap untuk berperang secara langsung.
Hal itu karena rencana Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO.
Ketakutan Rusia dengan bergabungnya Ukraina adalah pendirian pangkalan militer di Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Diketahui sebelumnya, Ukraina duluny adalah bagian daripada Uni Soviet.
Namun, setelah Uni Soviet bubar, Ukraina tidak ikut bergabung ke Rusia melainkan membentuk negara baru bernama Ukraina.
Lepasnya Ukraina menimbulkan kekecewaan banyak pihak karena bangsa Rusia sendiri berasal dari wilayah Kiev yang merupakan ibukota Ukraina.
Vladimir Putin mengklaim bangsa Ukraina dan Rusia adalah bangsa yang sama.
Hal itulah yang membuat Rusia secara gencar ingin mengambil kembali Ukraina ke wilayah Rusia kembali.
Jadi, perang Rusia dan Ukraina adalah perang sosiologis yang terjadi setelah revolusi orange pada tahun 2014 lalu dan terjadi hingga saat ini.***