Usai Divaksin Covid-19, Puluhan Warga Di Korea Selatan Meninggal Dunia, Kini Singapura Ikut Geger

- 27 Oktober 2020, 13:06 WIB
ILUSTRASI vaksin.
ILUSTRASI vaksin. //pixabay

Portalbangkabelitung.Com- Kabar gembira yang awalnya diterima oleh warga terkait telah ditemukan Vaksin Covid-19 guna mengurangi dan menanggulangi penyebarannya.

Namun, hari ini menjadi kabar yang memprihatinkan dengan dikabarkan adanya relawan yang meninggal setelah mengikuti uji coba vaksin tersebut.

Misalnya di Negara Korea Selatan kematian terus bertambah usai mengikuti prosedur divaksinkan.

Baca Juga: Banyak Masyarakat Tak Mau di Vaksin dan Takut, Neni: Vaksin Itu Penting!

Sebagaimana artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat.com dengan judul “48 Meninggal Setelah Divaksin di Korea Selatan, Singapura Bereaksi” yang tayang pada Senin, 26 Oktober 2020.

Sejak awal munculnya kematian usai divaksin pekan lalu, diumumkan otoritas Korsel, sebanyak 48 meninggal dunia setelah divaksin, per Sabtu 24 Oktober 2020.

Atas kasus ini, otoritas Singapura bereaksi dengan menangguhkan penggunaan dua vaksin Indfluenza , SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra bagi warganya.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Kok jadi Vaksin Palu Arit: Rakyat Indonesia Jangan jadi Kelinci Percobaan

Otoritas kesehatan Korsel menyebut mereka akan melanjutkan program vaksinasi karena tidak menemukan kaitan langsung antara vaksin dan kematian itu.

Hingga dilaporkan Reuters, Minggu, 25 Oktober 2020 malam, belum ada laporan mengenai kasus kematian yang berhubungan dengan vaksinasi flu di Singapura.

Namun pemerintah memilih mengambil langkah preventif, menurut Kementerian Kesehatan dan Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura, dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: Relawan Uji Coba Vaksin Covid-19 Dinyatakan Meninggal Dunia

Vaksin SKYCellflu Quadrivalent merupakan hasil produksi perusahaan SK Bioscience asal Korea Selatan yang didistribusikan secara lokal di Singapura oleh AJ Biologics, sementara VaxigripTetra diproduksi oleh Sanofi, perusahaan asal Prancis, dengan distributor Sanofi Aventis.

Dua vaksin Influenza lainnya yang masuk ke Singapura, untuk mengantisipasi musim flu tahun 2020/2021 di wilayah bumi bagian utara, mungkin akan dilanjutkan penggunaannya, kata otoritas kesehatan negara itu.

Sementara, Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), Jeong Eun-kyeong, memastikan pihaknya masih menyelidiki penyebab warga Korea yang meninggal setelah divaksin tersebut.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia semakin Membaik Setelah Ditemukan Vaksinnya

 “Kami belum menemukan hubungan langsung antara kematian dan vaksin, atau hubungan antara efek samping suntikan flu dan kematian,” jelasnya, seperti dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiran Rakyat.com

"Kami telah meninjau apakah layak melanjutkan vaksinasi atau lebih baik menunda dan menunggu hasilnya."

“Kami sampai pada kesimpulan bahwa kematian tersebut tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi mengingat keterbatasan data yang kami miliki sekarang dan tanpa laporan post mortem yang rinci,” lanjutnya. 

Baca Juga: UMP Tahun 2021 Tidak Naik, Hari Ini Aksi Damai Tolak UMP Dilaksanakan di Gedung Satu Bandung

 

"Mengingat tidak ada efek samping parah yang parah yang dilaporkan dari vaksin tertentu, kami memutuskan untuk tidak menghentikan vaksinasi flu," katanya

Jeong menambahkan bahwa kematian mungkin akibat syok anafilaksis, reaksi alergi yang serius terhadap imunisasi, meskipun penyelidikan epidemiologi dan otopsi masih berlangsung.

Korsel saat ini sedang melaksanakan program vaksinasi flu nasional, di mana 8,36 juta orang telah menerima suntikan. Total sekitar 12,97 juta orang telah divaksinasi.

Baca Juga: Unik! DPD KNPI Babel Peringati Sumpah Pemuda Ke-92, Tenggelamkan Terumbu Karang Bentuk Covid-19

Sebagian besar dari sembilan kematian terjadi pada individu berusia 65 atau lebih atau dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. 

Namun, salah satu korban tewas adalah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang meninggal dua hari setelah ditembak. Selain kematian, setidaknya 431 orang menunjukkan respons abnormal setelah menerima suntikan termasuk reaksi lokal, alergi, dan demam.

"Kami merasa menyesal atas keprihatinan orang-orang atas suntikan flu gratis dan melihat situasi dengan serius," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Ganglip pada jumpa pers.

 "Tapi pertama-tama, kita harus mencari tahu penyebab pasti dari kematian baru-baru ini."*** (Pikiran Rakyat.Com/ Gita Pratiwi)

 

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x