Vaksinasi Telah Dimulai, Ini 7 Informasi Penting Tentang Vaksin Covid-19

20 Februari 2021, 18:04 WIB
Ilustrasi vaksin. /Pixabay/Torstensimon /

Portalbangkabelitung.com - Satu tahun sudah kita hidup berdampingan dengan virus Covid-19.

Kini program vaksinasi Covid-19 mulai diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

Tujuan program ini untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19.

Perusahaan vaksin pun berlomba-lomba memproduksi vaksin kualitas terbaik seperti Sinovac, Pfizer, Moderna, Sputnik V, AstraZeneca, dan lain-lain.

Baca Juga: Gagal Bangun Pabrik di Indonesia, Tesla Ramai Diperbincangkan Warganet

Namun seperti umumnya vaksin, bisa jadi ada efek samping yang dialami penerima.

Dilansir Portal Bangka Belitung dari laman PORTAL JEMBER dari People, Reynold Panettieri, profesor kedokteran dan dokter perawatan kritis paru di Robert Wood Johnson Medical School dan Rutgers University, membagikan info yang perlu diketahui untuk mempersiapkan inokulasi.

Baca Juga: Tak Hanya Pintar Mengaji, Santri di Padang Ini Kembangkan Robot Pelayan Cafe

1. Cara kerja vaksin
Vaksin Covid-19 disetujui dengan metode injeksi, yaitu dengan memasukkan vaksin menggunakan jarum suntik.

mRNA (molekul yang meniru DNA virus) akan disuntikkan ke dalam tubuh agar menghasilkan protein yang meniru protein virus.

Cara ini akan menciptakan respons kekebalan dengan mengajarkan tubuh untuk mengidentifikasi protein dari virus.

Jadi, jika seseorang yang telah mengikuti vaksinasi terinfeksi Covid-19, tubuh sudah mengenali virus sebagai benda asing dan membunuhnya atau mencegahnya mereplikasi.

Baca Juga: Kurangi Konsumsi Gula! 7 Organ Tubuh yang rusak Akibat Diabetes

2. Mengapa orang yang sudah divaksin tahap pertama tidak mengalami banyak efek samping?
Vaksinasi memerlukan dua kali proses injeksi, dan sepertinya orang-orang tidak terlihat mengalami efek samping dari proses pertama.

Hal ini dikarenakan suntikan pertama bagi sebagian orang cukup jinak. Artinya, beberapa orang bisa jadi mengalami iritasi lokal di tempat suntikan.

Rasa nyeri bisa jadi dirasakan pada hari berikutnya.

Hipotesis pertama, suntikan vaksin yang pertama bertujuan agar tubuh mendapatkan bahan penyusun protein.

Baca Juga: Hikmah Pandemi, Sandiaga Uno: Anak Muda dengan Digitalisasi Punya Banyak Kreativitas

Proses pertama ini kemudian menciptakan protein lalu mulai menghasilkan antibodi yang akan melawan protein asing. Semua proses itu membutuhkan waktu.

2. Mengapa orang yang sudah divaksin tahap pertama tidak mengalami banyak efek samping?

Vaksinasi memerlukan dua kali proses injeksi, dan sepertinya orang-orang tidak terlihat mengalami efek samping dari proses pertama.

Hal ini dikarenakan suntikan pertama bagi sebagian orang cukup jinak. Artinya, beberapa orang bisa jadi mengalami iritasi lokal di tempat suntikan.

Rasa nyeri bisa jadi dirasakan pada hari berikutnya.

Hipotesis pertama, suntikan vaksin yang pertama bertujuan agar tubuh mendapatkan bahan penyusun protein.

Proses pertama ini kemudian menciptakan protein lalu mulai menghasilkan antibodi yang akan melawan protein asing. Semua proses itu membutuhkan waktu.

Saat pertama kali mendapat suntikan, tubuh baru saja membangun kekebalan.

Jadi, seseorang bisa jadi tidak mendapat reaksi pada kali pertama vaksinasi karena tubuh belum pernah melihat ptotein virus.

3. Reaksi penerima vaksin terhadap dosis kedua
Beberapa orang yang sudah menjalani vaksinasi tahap dua umumnya mengalami sindrom mirip flu.

Namun gejala itu bukan flu, tidak juga tertular virus.

Sindrom mirip flu setelah vaksinasi Covid-19 tahap dua hanya sebagai reaksi tubuh Anda terhadap protein asing.

Gejala paling umum yang mungkin dialami adalah nyeri otot, sakit kepala, dan merasa tidak sehat selama sekitar 18 jam. Setelah itu semua kembali normal.

Karena tubuh sudah membangun mekanisme perlindungan setelah vaksinansi tahap kedua, tidak mengherankan bahwa dosis kedua dikenali sebagai hal asing dan tubuh Anda akan bereaksi lebih kuat.

Baca Juga: Di Tengah Ketidakstabilan, Nikaragua Nekat Bentuk Kementerian Nasional Khusus Urusan Luar Angkasa

4. Mengonsumsi obat setelah vaksinasi Covid-19
Konsumsi obat pereda demam perlu mendapat perhatian.

Pertama, efek samping vaksin diketahui akan hilang dalam 18-24 jam.

Mengonsumsi obat demam akan menjadi efek samping yang merugikan.

Hal tersebut karena obat-obatan dapat menekan respons peradangan dan berpotensi mengurangi respons kekebalan tubuh.

Yang sebaiknya dilakukan penerima vaksin adalah minum cukup cairan dan istirahat. Penerima akan baik-baik saja dan bisa mendapatkan manfaat terbaik dari vaksin.

5. Reaksi alergi dari vaksin
Reaksi alergi adalah hal yang jarang tetapi masih bisa terjadi setelah proses vaksinasi.

Setelah vaksinasi, seseorang akan diamati untuk memastikan tidak mengalami anafilaksis.

Pembuka Rezeki Latin

6. Efektivitas vaksin setelah ada laporan tentang beberapa orang yang tertular Covid-19 setelah menerima vaksin.

Jika reaksi demam, menggigil, berkeringat, tidak merasa baik, dan sakit kepala dalam durasi 18-24 jam setelah vaksinasi, bisa jadi memang efek samping vaksin.

Sebaliknya jika gejala berlanjut lebih lama dan diketahui telah melakukan kontak dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19, sebaiknya melakukan tes PCR.

7. Yang perlu diketahui orang yang masih ragu tentang vaksinasi
Puluhan juta pasien yang telah menerima vaksin dan secara meyakinkan aman.

Contohnya Inggris yang telah memvaksinasi sejumlah besar populasi dengan agresif.

Inggris mengamati ada penurunan luar biasa dalam kasus Covid-19, dibanding yang tidak mendapatkan vaksin.

Itulah 7 informasi penting terkait vaksin Covid-19.

Artikel ini telah terbit di media Portal Jember dengan judul "7 Informasi Penting tentang Vaksin Covid-19, dari Efek Samping hingga Risiko Tertular Penyakit" yang tayang pada Sabtu, 20 Februari 2021. ***(Portal Jember/Selly Kurniawan)

Editor: Ryannico

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler