Portalbangkabelitung.com- Tak terasa Bulan mati atau Bulan Hantu sudah tiba pada hari Kamis kemarin (11 Agustus 2022) bersamaan dengan pembuatan patung Thai Se Ja sejak berdiri.
Patung Thai Se Ja berdiri kokoh di setiap kelenteng yang ditempatkan oleh kepercayaan adat Tionghoa tiap acara Bulan Hantu.
Patung Thai Se Ja selalu digambarkan seorang raja dengan lidah panjang beserta pena yang akan menulis para dosa manusia di bumi sekaligus penimbang dosa para Roh.
Baca Juga: Klenteng Amal Kekal Pemali Buat Konser Pada Perayaan Festival Chit Ngiat Pan Sembahyang Rebut
Perayaan selalu dikenal dengan sembahyang rebut oleh kepercayaan adat Tionghoa termasuk masyarakat Bangka Belitung memiliki makna tersendiri.
Mungkin bagi kita yang melihat akan heran kenapa patung Thai Se Ja selalu ada setiap di perayaan sembahyang rambut ini atau festival Bulan Hantu.
Perayaan sembahyang kubur yang dirayakan setiap bulan mati itu ditentukan berdasarkan kalender Chinese (Kalender Lunar) pada tanggal 15 bulan 7 Imlek. Lalu , siapakah Thai Se Ja ini sebenarnya serta Kenapa harus tampil ke Bumi?
Sebelum menelusuri keberadaan patung Thai Se Ja ini bahwa di atas patung ini ada hal unik yang perlu kita ketahui.
Keberadaan Thai Se Ja ini tak terlepas dengan keberadaan seorang Dewi yang bernama Dewi Kwan Im yang selalu ada diletakkan pada di atas kepala patung Thai Se Ja ini.
Menurut kepercayaan orang Tionghoa mengatakan berdirinya patung Thai Se Ja menandakan bahwa dunia neraka sedang dibuka yang mana para roh akan berkeliaran di bumi.
Nama lain Thai Se Ja ini adalah Yan Lou Wang diterjemahkan sebagai "Raja Akhirat”.
Berapa negara juga menamai patung Thai Se Ja dengan sebutan lain, Jepang menyebutnya Dewa Emma Dai-Ō, Korea menyebut Yeomna (염라) ' Raja Agung Yeomna’, Sementara Diêm vương .
Thai Se Ja ialah Beliau menginvestigasi perbuatan baik buruk manusia selama berada di dunia melalui titisan Dewi Kwan Im. Lidahnya terjulur menakutkan menghantui bagi yang melihat sosoknya yang seram.
Baca Juga: Wisata Jembatan Kaca di Desa Rebo, Bangka Belitung Punya Pemandangan Yang Indah
Setiap Roh Mati datang, Beliau akan mencatat kehidupan Roh hingga ditimbang seberapa dosanya untuk bereinkarnasi lagi di kehidupan bumi.
Pada saat Bulan Hantu Tiba, ia turun untuk melihat kebaikan kejahatan manusia sebelum jadi Roh dengan melepaskan para roh untuk menguji para manusia.
Itulah ada beberapa pantangan setiap kali diberikan oleh orang tua umat Tionghoa juga khususnya umat Tionghoa Bangka Belitung.
Baca Juga: Warna Warni Pelangi, Indahnya Pantai Tuing Desa Mapur Kepulauan Bangka Belitung
Penampilan Thai Se Ja seperti sedang duduk, tangan kiri memegang buku dan tangan kanan memegang pena hingga mata melotot dengan lidah terjulur.
Pembuatan patung Thai Se Ja sebagai perlambang kemakmuran lingkungan setempat yang mana terbuat dari kain atau kertas li barang ma warna ( biru, hijau, merah, kuning dan jingga).
Pundak Thai Se Ja dipasang payung dan bendera perlindungan " Lin atau Liang" berarti manjur.
Baca Juga: Berakhirnya Bangka Expo 2022 : Yuk, Kenalan Wisata Air Terjun Desa Dalil Kepulauan Bangka Belitung
Patung ini akan dibakar tiap tengah malam pukul 00.00 sebagai pertanda waktu neraka akan ditutup kembali serta para roh harus pulang segera.
Ada fakta yang perlu kita ketahui siapa setiap perayaan bulan hantu di kelenteng tidak berebut apapun akan tertimpa kemalangan hingga satu tahun.
Makna dari festival rebutan ini berarti apapun yang kita punya, seinci apapun adalah berkah sehingga tidak boleh serakah.
Berbagi itu indah, maka itulah Patung Thai Se Ja, Raja Neraka Kepercayaan Umat Tionghoa Adat Sembahyang Kubur. Cek Artikel lain Yaitu Hei Bai Wu Chang sang penjaga Thai Se Ja atau Yan Lou Wang disini.
Baca Juga: Hei Bai Wu Chang Bersama Niu Tou Ma Mian, Sang Pengawal Neraka Festival Chit Ngiat Pan Sembahyang Rebut***