KIP Karam di Matras, Cucu: Penerbitan IUP KIP Harus Berpihak Pada Kepentingan Nelayan dan Masyarakat

- 18 Januari 2021, 11:38 WIB
Cucu Rahmat Hidayata, salah satu PB LEPPAMI HMI
Cucu Rahmat Hidayata, salah satu PB LEPPAMI HMI /

Portalbangkabelitung.com - Direktur Hukum dan Advokasi Lembaga Badan Koordinasi Nasional LEPPAMI PB HMI, Cucu Rahmat Hidayat, S.H. menanggapi peristiwa karamnya Kapal Isap Produksi (KIP) Mega Fajar di tepian pantai Matras sebagai konsekuensi dari arogansi pelaku usaha yang berpotensi besar merugikan kaum nelayan.

pada minggu dini hari, 2 Januari 2021 lalu, Kapal Isap Produksi (KIP) Mega Fajar ditemukan Karam sampai kepinggiran pantai Matras. Sudah banyak kajian yang mengarah dan membenarkan bahwa peristiwa karamnya KIP Mega Fajar terjadi karena putus jangkar.

Peristiwa tersebut ternyata ditanggapi oleh Cucu, menurutnya peristiwa tersebut menjadi satu bukti baru yang menunjukan buruknya konsekuensi yang harus ditanggung dari suatu aktivitas pertambangan laut.

Baca Juga: Pasta Gigi Tablet Karya Unpad Jadi Solusi Ramah Lingkungan

"Kejadian seperti ini jadi bukti baru yang kongkrit, bahwa aktivitas tambang laut memiliki konsekuensi yang buruk dalam berbagai aspek termasuk insiden karamnya KIP ini akan menjadi satu hambatan baru untuk kaum nelayan sekitar jadinya." Jelas Cucu saat dikonfirmasi via Whatsapp, Minggu, 17 Januari 2021.

Menurut Cucu, efek-efek semacam dari peristiwa tersebut dapat saja diminimalisir Pemerintah selaku penerbit izin kegiatan tersebut.

"Dari insiden ini juga kita menjadi lebih membuka mata pemerintah dan pelaku usaha untuk meninjau dan mengkaji lebih lanjut, IUP atau izin operasi kegiatan PT. Timah ini memiliki beragam efek yang buruk untuk ekosistem dan nasib kaum buruh laut, yang dimana regulasi penetapan ruas IUP dari 0 hingga 4 mil laut itu secara langsung dapat berdampak buruk dan merugikan ribuan buruh laut Kecamatan Sungailiat dan Kecamatan Riau Silip khususnya sekitaran pantai Matras dalam hal ini karena rute pelayaran nelayan akan terganggu akibat pembentukan delta/Beting yang bisa saja berpotensi menimbulkan lakalaut dan hilangnya nyawa bagi nelayan." Ujarnya.

Baca Juga: Begini Tanggapan Salah Satu PB LEPPAMI HMI Terkait Banjir Rob di Bangka Belitung

Cucu berharap pemanfaatan Sumber Daya Alam haruslah juga memperhatikan unsur-unsur pengelolaan dan pelestarian lingkungan.

Halaman:

Editor: Ryannico


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x