Tsunami Berpotensi Sapu Bersih Banten Sampai Jawa Timur, Gempa 9,1 Magnitudo Guncang Selatan Jawa

29 Desember 2020, 19:19 WIB
Ilustrasi tsunami dan gempa banten, jawa timur dan selatan jawa*/ /Instagram / Daryono BMKG//

Portalbangkabelitung.com- Diketahui jika Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Institut Teknologi Bandung mengungkap potensi gempa yang dapat membangkitkan tsunami di kawasan Selatan Jawa.  

Selain itu, dua lokasi tersebut berada di kawasan selatan Banten - Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah - Jawa Timur.

Bahkan temuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Nature. Plt. Direktur Pemetaan dan Evakuasi Risiko Bencana BNPB Abdul Muhari, Ph.D.

Baca Juga: Waspada Mungkinkah Meletus, 91 Kali Gempa Guguran Gunung Merapi Yogyakarta Situasi Terbaru Hari Ini!

Kemudian, Abdul Muhari menuturkan, berdasarkan hasil riset ini, terdapat segmen yang berada di selatan Banten – Jawa Barat dengan potensi energi hingga magnitudo 8,8.

Gempa dengan kekuatan Magnitudo 9,1 saat ini mengancam Selatan Jawa dengan Tsunami yany berpotensi sapu Pesisir Banten sampai Jawa Timur. 

“Sedangkan segmen Jateng - Jatim berpotensi memiliki energi magnitudo 8,9 yang jika terlepas secara bersamaan akan menghasilkan potensi energi setara magnitudo 9,1,” ujar Abdul Muhari dalam siaran pers yang diterima Pikiran-rakyat.com, Selasa, 28 Desember 2020 dengan judul "Gempa Magnitudo 9,1 Ancam Selatan Jawa, Tsunami Berpotensi Sapu Pesisir Banten Sampai Jawa Timur".

Baca Juga: GEMPA Besar dan TSUNAMI Dahsyat Potensi Guncang Kota Padang, Berikut Himbauan BPBD, Tetap Waspada!

Mengantisipasi hal tersebut, BNPB  telah mendesain upaya mitigasi terintegrasi. Salah satu Langkah yakni pembangunan greenbelt yang akan dilakukan dalam waktu dekat. 

Greenbelt atau sabuk hijau yang akan dibangun merupakan gugusan tanaman yang mengkombinasikan dua jenis pohon, yaitu mangrove dan pohon palaka.

Mangrove ditanam di sisi menghadap ke laut dengan jenis pandanus atau jenis mangrove lain yang bisa tumbuh di substrat pasir. 

Baca Juga: Ahli Prediksi Kota Padang Terancam Diterjang Gempa 8,9 Magnitudo dan Tsunami, BUKAN HOAX

Tanaman ini berfungsi untuk mereduksi energi tsunami. Sedangkan palaka, pohon yang termasuk tanaman keras ini berfungsi sebagai lapisan pelindung di sisi belakang atau sisi darat.

Abdul Muhari, Ph.D mengatakan, ketebalan dan formasi penanaman vegetasi ini akan diatur sedemikian rupa, berbasis perhitungan ilmiah agar penetrasi tsunami tidak terlalu jauh ke arah darat dan dapat meminimalisir korban dan kerusakan di daratan.

“Kegiatan penanaman ini diupayakan akan dimulai pada awal tahun dengan berkoordinasi dengan Pemda setempat,” ujar Muhari.

Baca Juga: Semakin Mengkhawatirkan Kondisi Gunung Merapi, Terjadi 33 Kali Gempa Vulkanik dan 45 Kali Guguran

Menurut Muhari, sejauh ini beberapa daerah teridentifikasi telah memiliki tempat evakuasi sementara (TES).

Namun tidak seluruhnya karena beberapa daerah terletak di dataran rendah.

Untuk itu, Dr. Abdul Muhari menyampaikan untuk daerah-daerah yang berada di dataran rendah, TES dapat memanfaatkan sekolah atau bangunan-bangunan tinggi yang tahan gempa dan tsunami.

Baca Juga: GEMPA Besar dan TSUNAMI Dahsyat Potensi Guncang Kota Padang, Berikut Himbauan BPBD, Tetap Waspada!

Selain itu, fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan juga dapat digunakan sebagai temporary vertical evacuation, seperti yang sudah dilakukan di Jepang.

Saat ini fasilitas tersebut harus didesain sedemikian mudah dijangkau oleh masyarakat yang akan berlari untuk menyelamatkan diri.

Riset mengenai potensi tsunami ini disampaikan oleh Abdul Muhari dan peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Sri Widyantoro dan Rahma Hanifa di hadapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, para bupati di kawasan selatan Jawa, TNI, Polri, serta Forkopimda lingkup Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: Ahli Prediksi Kota Padang Terancam Diterjang Gempa 8,9 Magnitudo dan Tsunami, BUKAN HOAX

Menyikapi potensi tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar menyampaikan perlu dilakukan pertemuan dengan pihak Pertamina yang memiliki fasilitas penampungan bahan bakar minyak di Kabupaten Cilacap.

Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan perlunya penguatan atau perbaikan fasilitas-fasilitas vital yang akan berpotensi memberikan collateral damage pada saat tsunami terjadi.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperkuat upaya pengurangan risiko bencana (PRB).

Baca Juga: Soal Potensi Tsunami di Selatan Jawa Pantai Santolo 2020

Salah satunya seperti kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami.

Kesiapsiagaan tersebut dapat dilakukan dengan memperkuat desa tangguh bencana.

Dengan melakukan latihan kesiapsiagaan bersama dengan pemerintah dan masyarakat terutama di daerah sepanjang selatan Jawa, minimal tiga kali dalam satu tahun.***(Windiyati Retno Sumardiyani/Pikiran Rakyat)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler