Portalbangkabelitung.Com- Ditemukan sosok perempuan tewas mengenaskan di tepi jalan. Diduga kuat dibunuh, karena bagian wajahnya dan lututnya terdapat bercak darah dan ada luka lebam cekikan leher di bagian leher.
Perempuan ini berinisial DW (29) warga Desa Kalangsurya, Kecamatan Rengasdengklok yang mayatnya tergeletak di jalan Kampung Buher, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 15 Maret 2021.
"Mayat wanita itu tergeletak begitu saja di bawah pohon kelapa dalam posisi terlentang," ujar salah seorang warga sekitar, Rusman.
Baca Juga: Wah! Fadli Zon Meminta Habib Rizieq Dibebaskan Sebelum Bulan Ramadhan, Disindir Ferdinand Hutahaean
Awalnya, warga di lokasi penemuan mayat tidak mengenali jenazah yang tergeletak itu. Warga tidak menemukan kartu identitas di pakaian korban.
Saat ditemukan, kondisi mayat masih menggunakan pakaian lengkap. Hanya saja, bagian muka penuh darah yang keluar dari mulut dan hidungnya.
Mereka langsung melaporkan kejadian itu ke kantor polisi terdekat. Selanjutnya, jenazah korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
"Warga di sini, tidak ada yang mengenali mayat tersebut," ujar Rusman.
Baca Juga: Jutaan Masyarakat Sudah Jalani Vaksinasi, Menkes Targetkan 1,5 Juta Jiwa Per Hari
Identitas mayat perempuan itu mulai terkuak, saat kerabat korban mendatangi RSUD.
Mereka mengetahui ada penemuan mayat dari media sosial Facebook yang memperlihatkan pakaian korban.
"Kerabat korban langsung menganali wajan mayat itu. Dia menyebutnya DW," ujar Kepala Kepolisian Resor Karawang, Ajun Komisaris Besar Rama Samtama Putra.
Baca Juga: Terkait Kasus Aliran Hakekok, Ketua MUI Temui Pimpinannya di Polres, Penganutnya Akan Dibina
Dijelaskan, sejauh ini polisi masih mendalami kasus penemuan mayat tersebut. Polisi sudah mengamankan pakain korban, jam tangan, dan telefon genggam.
Sebagimana artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul "Wajah Penuh Darah, Mayat Perempuan Asal Rengasdengklok Ditemukan Tergeletak di Jalan" yang tayang pada 15 Maret 2021.*** (Pikiran Rakyat/ Dodo Rihanto)