Bjorka Asal Orang Indonesia? Cek Alasan Hacker Bjorka Belum Ditangkap dan Tanggapan Gildas Deograt Lumy

15 September 2022, 18:36 WIB
TERBONGKAR Asal Bjorka di Podcast Deddy Corbuzier, Narasumber Sebut Negara Ini /Youtube Deddy Corbuzier

Portalbangkabelitung.com - Viral hacker Bjorka menjadi headline pemberitaan usai melakukan peretasan di beberapa instansi pemerintahan.

Bahkan, Bjorka melakukan doxing ke sejumlah tokoh-tokoh tanah air diantaranya, Pak Jokowi, Johnny G Plate, Denny Siregar, hingga Luhut Binsar Panjaitan tak luput dari aksinya. 

Sekian banyak aksi dari Bjorka itu diketahui melalui Twitter, dimana ia kerap kali membagikan keberhasilannya dalam membobol data-data pribadi atau milik negara melalui Telegram. 

Baca Juga: Biodata dan Profil Identitas Hacker Bjorka Masih Belum Terbongkar, Muhammad Said Fikriansyah Buka Suara!

Kemudian, di share ke Twitter dan para pengikutnya menyebarluaskannya hingga menimbulkan beragam spekulasi dari tindakannya tersebut.

Dalam Podcast, Deddy Corbuzier mengundang seorang ahli di bidang siber yakni Ketua Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi) Gildas Deograt Lumy, sebagaimana tayangan Podcast, Rabu 14 September 2022.

Gildas banyak menerangkan apa yang dilakukan Bjorka dan yakin bahwa ia berasal dari Indonesia. Dalam ekosistem siber Bjorka disebut bersat atau salah jalan.

Baca Juga: Wah ‘LOL’ untuk Pemerintah Indonesia, Hacker Bjorka Spoiler Menkominfo Jhony G Plate Akan Dicopot dari Jabatan

"Saya pribadi juga berkesimpulan yang sama, paling tidak (Bjorka) dari Indonesia," kata Gildas kepada Deddy Corbuzier. 

Namun, Gildas menampik soal Bjorka seorang hacker yang meretas, tapi dia hanyalah seorang penyebar data.

"Paling tidak untuk kasus yang 1,3 miliar data dibeli dari yang lain," tuturnya.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pemuda Asal Madiun Terkait Hacker Bjorka, Polisi : Masih Dalam Pendalaman

Lanjut, Gildas menjelaskan ekosistem yang seringkali terjadi di Dark Web dimana para peretas tidak langsung terlibat dalam praktik transaksi.

"Kalau kita lihat bisnis ekosistem di Dark Web secara umum bukan peretasnya yang langsung menjual," katanya.

Apa itu Dark Web?  Sebuah istilah untuk menggambarkan bagaimana internet bergerak di bawah tanah, tak banyak orang tahu. 

"Jika kita melihat Internet sebagai gunung es, maka Dark Web adalah ujung paling bawahnya gunung es," jelas Gildas.

Baca Juga: Mengejutkan! Hacker Bjorka Muncul di Podcast Deddy Corbuzier, Begini Sosoknya

Gildas memberi gambaran siapa saja pengguna Dark Web dimana ia menegaskan 90 persen orang-orang di dalamnya adalah para penjahat, penegak hukum dan familiar tentang siber security. 

"90 persen isinya penjahat, atau penegak hukum, atau kami-kami yang memang melakukan investigasi atau research siber security," lanjutnya. 

Akan tetapi, menanggapi soal sulitnya menangkap Bjorka jika semisalnya ia orang Indonesia. Gildas justru berfokus belum menangkap Bjorka tapi dari mana sumber data yang didapatnya.

Baca Juga: Cek Fakta! BJORKA Bukanlah Hacker, Pakar : Ini Hanya Bisnis

"Sebetulnya bukan susah sekali ya, karena memang fokusnya sekarang adalah mencari tahu itu data dari mana sumbernya, mengelola isu yang ada berkoordinasi. Jadi ini belum sampai tahap yang menginvestigasi pelakunya," ucap Gildas.

Menurut Gildas, kemungkinan hacker Bjorka itu tertangkap itu ada, tapi tidak sebentar seperti yang ada di film-film

"Bisa, tinggal soal waktu saja, tapi tidak seperti yang di film-film dua-tiga menit selesai," kata Gildas.

Bicara soal tingkat keamanan siber di Indonesia, Gildas menerangkan jika dalam rentang 1-10 nilai keamanan siber Indonesia adalah 3.

Baca Juga: GEGER Isu Bjorka Tertangkap! Sosok Hacker Muhammad Said Fikriansyah Jadi Sorotan Usai Mengaku Meretas Data KPU

"Kalo 1 itu buruk banget, 10 itu bagus banget, ya kita 3 lah plus doa," ujar Gildas sambil tertawa.

Lebih lanjut mengomentari pernyataan Menkominfo yang pernah menyatakan masyarakat harus menjaga data pribadi, dan identitasnya, Gildas menyatakan itu tidak mungkin bisa.

"Bukan susah, karena memang tidak mungkin, itu kan sebagai identitas, Misal kita masuk ke gedung, ke resepsionis KTP kita ama dia di-Scanning, kalo ga mauga bisa masuk gedung," terangnya.

Baca Juga: Selidiki Asal Usul Identitas Profil Biodata Hacker Bjorka, Mahfud MD dan BIN Bantah Ada Data Rahasia Bocor

Dalam lanjutannya, Ia menerangkan bahwa kemungkinan menjaga keamanan data secara substantif itu tidak mungkin.

"Layanan pemerintah yang kita tahu pasti tidak aman ga punya pilihan," ujarnya.

Di akhir podcast, Deddy dan Gildas sepakat bahwa perlu adanya revolusi terkait pola pikir keamanan siber yang jauh tertinggal, bukan hanya pemerintah tapi kita semua.

"Ya intinya pemerintah harus berevolusi pola pikirnya sementara kita berdoa," sahut Deddy dan Gildas.***

 

Editor: Suhargo

Sumber: Podcast Close the Door

Tags

Terkini

Terpopuler