Portalbangkabelitung.com - Bencana cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT) menimbulkan adanya korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap fakta penyebab terjadinya hujan ekstrim di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan data BMKG,i pada 4 April 2021 pukul 7.00 WIB, curah hujan yang terjadi sebesar 241 milimeter per 24 jam di Eltari.
Baca Juga: Berpaling dari AHY, Moeldoko Cs Sarankan SBY Buat Partai Baru
Sementara curah hujan sebesar 230, 2 milimeter di wilayah Lasiana Kota Kupang, dan 205 milimeter di wilayah Pulau Rote NTT.
“Hal ini tidak lain karena adanya pertumbuhan dua bibit siklon tropis yang muncul di wilayah Selatan Indonesia,” jelas Agie Wandala Putra selaku Koordinator Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG seperti yang dikutip Portalbangkabelitung.com dari PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
Pertama, adanya bibit siklon tropis 90 S yang tumbuh di sekitar Samudra Hindia Selatan Jawa Barat sejak tanggal 2 April 2021.
“Nah, bibit siklon tropis ini terus berkembang dan mengakibatkan dampak berupa peningkatan curah hujan di sekitar Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu, Lampung, bahkan juga di sebagian Barat Pulau Jawa,” ujarnya.
Meski demikian, dari bibit siklon tropis 90 S ini posisinya saat ini terus menjauhi wilayah Indonesia dan BMKG terus memantau akan perkembangannya.