Portalbangkabelitung.com- Sebagian orang menganggap rokok berbahaya, tetapi perokok mempunyai berbagai alasan untuk tetap menghisapnya.
Habib Rizieq Shihab (HRS) mempunyai pandangan sendiri tentang rokok. Menurutnya, rokok menimbulkan ketagihan yang lebih tinggi dari minuman keras.
Tak hanya itu, Habib Rizieq juga menjelaskan secara terperinci hukumnya. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah ceramah yang dihadiri banyak orang.
Menurut Habib Rizieq, ulama yang menyebutkan merokok makruh, mengelompokkannya ke dalam makruh tahriman.
Makruh tahriman berarti makruh yang lebih banyak mengandung mudharat atau keburukan, berdasarkan ilmu kedokteran.
Dengan demikian, lanjut Habib Rizieq, jika sering merokok, maka dapat menyebabkan hukum disepelekan. Sebab, makruh bukan mubah atau sesuatu yang diperbolehkan.
Namun, Ia menilai hukum rokok di Indonesia khilafiyah. Ada ulama yang menyebut rokok haram, makruh, hingga mubah.
Apalagi di Indonesia, merokok merupakan bagian dari budaya. Beberapa ulama di daerah tertentu, bahkan mempunyai gudang tembakau.
Jadi, tidak boleh ada yang bilang menegakkan nahi munkar dengan mengobrak-abrik toko penjual rokok. Berbeda dengan berzina dan minuman keras, di mana semua ulama sepakat keduanya haram.
"Namun, saya pribadi ikut yang menyatakan rokok haram, karena mudharatnya itu tidak diragukan," tegas HRS.
"Jadi bagi yang belum merokok, jangan merokok. Bagi yang sudah terlanjur, berusaha menghilangkannya sedikit demi sedikit," sambungnya sebagaimana dilansir dari Seputar Tangsel
HRS beralasan, rokok menimbulkan efek ketagihan yang lebih tinggi daripada minuman keras. Sekali-sekali saja mencoba dapat membuat seseorang mencoba lagi.***