Makanan di Gofood dan Grabfood Semakin Mahal, Begini Curhatan dari Pedagang yang Merasa Dirugikan

- 1 Juli 2022, 23:54 WIB
Pengaruh Makanan Terhadap Diterimanya Ibadah dan Dikabulkannya Doa /
Pengaruh Makanan Terhadap Diterimanya Ibadah dan Dikabulkannya Doa / /saesherra / pixabay/

Portalbangkabelitung.com Beberapa hari belakangan ini dunia maya sedang diramaikan dengan kabar terkait mahalnya makanan di platform online seperti Grabfood dan Gofood.

Hal tersebut terjadi karena komisi dari pihak platform makanan online yang cukup besar bisa mencapai 20 persen dari setiap transaksi.

Tentunya hal itu akan berdampak kepada minimnya daya beli yang sekaligus akan menyebabkan para pelaku UMKM sepi pelanggan.

Baca Juga: UPDATE Pengakuan Pelaku UMKM Terkait Adanya Calo untuk Daftar Di Platform Online

Sebagaimana yang dilansir dari pikiran-rakyat.com bahwa salah seorang pedagang makanan bernama Wulan bersaksi terkait kenaikan harga makanan yang terjadi dalam platform online.

"Pedagang dikenai 20 persen dari setiap item yg laku. Padahal marginnya paling 40 persen. Kalo 20 persen diambil mereka kebayang dong pedagang dapet apanya? Akhirnya harga di platform online itu dinaikkan dulu. Itu juga ga sampe 20 persen, gak tega sama pembeli. Soalnya pembeli juga harus menanggung platform fee," ucap Wulan pada saat diwawancara langsung oleh pikiran-rakyat.com pada hari Jumat, 1 Juli 2022.

Baca Juga: TERBARU Petisi Makanan Gofood dan Grabfood yang Mahal, UMKM Terancam Bangkrut

Selain itu Wulan juga mengatakan bahwa platform online memberikan promo kepada konsumen tetapi tak ada yang dibiayai oleh platform online tersebut, justru para pelaku UMKM yang ikut menanggung dan membiayai promo tersebut.

"Jeleknya dari mereka ini tidak memberi edukasi yg baik, sekadar bakar uang. Dia jor-joran kasih promo. Tapi, promo itupun sekarang gak ada yang semua dibiayai mereka. Pedagang juga ikut membiayai," tutur Wulan.

Baca Juga: Ngaku Unicorn Anak Bangsa, Gofood dan Grabfood Membuat Merchant Merugi, UMKM Jadi Korbannya

Menurut Wulan pembeli sudah terbiasa dengan promo yang diberikan dalam platform makanan online, sehingga jika tidak ada promo penjual menjadi sepi pelanggan.

"Pembeli udah terbiasa dgn hujan promo. Begitu promo berhenti, penjualan ya sepi lagi," kata Wulan.

"Pembeli hanya mau promo. Sementara ya pedagang ga bisa selalu promo. Ga mampu kalo diturutin terus," tuturnya.***

Editor: Dea Megaputri

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x