Kampung Dukuh, Objek Wisata Budaya, Adat dan Agama

- 23 Oktober 2020, 11:21 WIB
Ilustrasi rumah di Kampung Dukuh.
Ilustrasi rumah di Kampung Dukuh. /Tauhid/IndonesiaKaya

Berada diantara tiga gunung, Gunung Batu Cupak, Gunung Dukuh, dan Gunung Batu, semua bangunan rumah terbuat dari kayu dan ada larangan untuk tidak menggunakan kaca, tembok, dan genteng.

Perkampungan adat yang berjarak sekitar 1,5 km dari Desa Cijambe atau 120 km dari pusat kota Garut, luas kampungnya 1,5 Ha, yang terdiri tiga wilayah meliputi Kampung Dukuh Dalam, Dukuh Luar serta kawasan khusus Makam Karomah.

Baca Juga: Wisata yang Wajib Dikujungi Saat ke Probolinggo, Simak 4 Wisata Terkece!

Ada satu tempat yang dianggap sakral oleh warga di kampung ini, yakni makam leluhur Kampung Adat Dukuh Dalam Syekh Abdul Jalil. Untuk menuju area makam, pengunjung harus mendaki kaki Gunung Dukuh. Makam Syekh Abdul Jalil tepat berada di dalam hutan tutupan.

Makam ini ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia setiap Hari Sabtu. Sebelum menuju makam, para peziarah diwajibkan untuk mandi dan berwudhu di sebuah jamban yang sudah disediakan.

Pada awalnya kampung ini didirikan oleh Sembah Lebe Warta Kusumah (Syekh Abdul Jalil) dan Syekh Pamijahan Tasik yang bermukim disini untuk menyebarkan agama Islam dan melakukan kholwat ditempat ini oleh petunjuk gurunya Syekh Abdul Qodir al Jailani, namun karena dalam kholwatnya tidak mendapatkan petunjuk akhirnya beliau hijrah setelah ayahnya Sembah Lebe Warta Kusumah (Syekh Abdul Jalil) meninggal dunia dikampung ini.

Baca Juga: Sejarah Yogyakarta: Klenteng Bhudda Prabha atau Klenteng Gondoman Destinasi Wisata Spiritual

Di sini Syekh Pamijahan bermukim selama 1 tahun (1685 - 1686 M), kemudian beliau mengembara ke Tasikmalaya ke daerah Pamijahan dan akhirnya menemukan tempat yang sesuai untuk kholwatnya yaitu di Goa Pamijahan, hingga akhirnya beliau menetap dan menyebarkan agama Islam di sana.

“Dukuh matuh dayeuh maneuh, bunyina carangka eling, Dukuh padumukan matuh katurunan kampung Dukuh, keukeuh pengkuh sarta patuh sadaya piwuruk sepuh”. Petuah itu menegaskan keberadaan kampung Dukuh sebagai satu komunitas yang terdiri atas orang-orang yang konsisten memegang adat istiadat leluhur mereka.***(M Elgana Mubarokah/Jurnaltrip.com)

Halaman:

Editor: Ryannico

Sumber: Jurnaltrip.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x