Makna Siklus Hidup Manusia di Balik Rupa Topeng Cirebon

- 9 November 2020, 18:15 WIB
Ilustrasi Topeng Cirebon
Ilustrasi Topeng Cirebon /Pikiran-Rakyat.com/Egi Septiadi/

Syahdan, kesenian ini berasal dari Jawa Timur, yang tersebar ke Cirebon pada masa pemerintahan kerajaan Jenggala (abad 10-11 Masehi). Ketika itu, berkembang tari topeng panji malangan.

Seperti diberitakan Indonesia.go.id dikutip dari kebudayaan.kemendikbud.go.id pada 9 November 2020.

Eksistensi tari topeng Cirebon tak lepas dari periode awal penyebaran agama Islam di kota tersebut.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 9 November 2020, Cencer, Leo dan Virgo: Cinta, Pekerjaan dan Keuangan

Cirebon pada abad ke-16 menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa bagian barat.

Sultan Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah, yang juga seorang anggota Wali Songo bergelar Sunan Gunung Jati, bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari topeng dan enam jenis kesenian lain yaitu, wayang kulit, gamelan, renteng, brai, angklung, reog, dan berokan sebagai sarana dakwah Islam.

Selain itu, kesenian-kesenian tersebut juga diciptakan sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetis sehingga dapat digelar di lingkungan keraton.

Baca Juga: Minuman Beralkohol Dijual Bebas, Masyarakat PGK Resah: PJS Sebut Ada Aduan Masyarakat Disertai Bukti

Namun di era kolonial Hindia Belanda pada abad ke-17 terjadi pembatasan pergelaran kesenian di Keraton Cirebon.

Kondisi ini membuat banyak para seniman tari dengan mengembangkan seni topeng ini di kampung mereka masing-masing. Sejak saat itulah, tari topeng berkembang di kalangan rakyat jelata.

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah