Wajib Tahu! 5 Larangan Wanita Haid Dalam Islam Lengkap dengan Dalilnya

30 Oktober 2021, 05:42 WIB
5 Larangan Wanita Haid Dalam Islam Lengkap Dengan Dalilnya /PIXABAY/webandi./

Portalbangkabelitung.com- Haid atau menstruasi merupakan siklus bulanan yang terjadi pada wanita yang telah baligh. 

Biasanya haid atau menstruasi diikuti gejala kram perut, kembung, lesu, nyeri payudara, rasa tidak nyaman, dan suasana hati yang berubah-ubah. Tidak mengherankan jika ketika haid, Anda hanya ingin rebahan di kasur seharian.

Islam sendiri pun telah mengatur tentang hal ini. Ada larangan yang tidak boleh dilakukan oleh wanita yang sedang haid dalam Islam. Apa saja? Berikut Portalbangkabelitung.com sajikan dari berbagai sumber.

Baca Juga: Cek Hukum Penggunaan Filter Wajah, Skincare hingga Makeup dalam Islam Disebut Haram, Benarkah? Ternyata Begini

1. Shalat

Wanita haid dilarang untuk melaksanakan shalat. Sebagaimana para ulama sepakat bahwa diharamkan shalat bagi wanita haid dan nifas, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan mereka pun sepakat bahwa wanita haid tidak memiliki kewajiban shalat dan tidak perlu mengqodho’ atau menggantinya ketika ia suci.

Dari Abu Sai’d, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ ، وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا

Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1951 dan Muslim no. 79)

Wanita yang haid tidak wajib mengqodho' shalatnya, Dari Mu’adzah, ia berkata bahwa ada seorang wanita yang berkata kepada ‘Aisyah,

Apakah kami perlu mengqodho’ shalat kami ketika suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang Haruri? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengqodho’nya. Atau ‘Aisyah berkata, “Kami pun tidak mengqodho’nya.” (HR. Bukhari no. 321)

Baca Juga: Waktu Terbaik Untuk Melaksanakan Shalat Tahajud Seperti yang Rasulullah SAW Contohkan

2. Puasa

Wanita yang sedang haid dan nifas dilarang juga untuk berpuasa.

Dalam hadits Mu’adzah, ia pernah bertanya pada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,

مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِى الصَّلاَةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.

‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’.” (HR. Muslim no. 335)

Baca Juga: Bunuh Diri Dalam Islam dan Akibatnya, Nomor 2 Kekal di Neraka Jahannam

3. Melakukan hubungan suami istri (jima')

Istri yang sedang haid dilarang untuk disetubuhi.

Allah Ta’ala berfirman,

فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ

Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari (hubungan intim dengan) wanita di waktu haid.” (QS. Al Baqarah: 222).

Dalam hadits disebutkan,

مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم-

Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (HR. Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Namun, jika seorang suami ingin bersenag-senang dengan istrinya, hubungan seks yang dibolehkan dengan wanita haid adalah bercumbu selama tidak melakukan jima’ (senggama) di kemaluan. 

Dalam hadits disebutkan,

اصْنَعُوا كُلَّ شَىْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ

Lakukanlah segala sesuatu (terhadap wanita haid) selain jima’ (di kemaluan).” (HR. Muslim no. 302)

Baca Juga: Tahukah Kamu, Siapa Muslim yang Terbaik? Ini Kata Rasulullah SAW

4. Thawaf Keliling Ka’bah

Ketika ‘Aisyah haid saat haji, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

فَافْعَلِى مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِى

Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.”  (HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211)

5. Menyentuh mushaf Al Qur’an

Orang yang berhadats (hadats besar atau hadats kecil) tidak boleh menyentuh mushaf seluruh atau sebagiannya. Inilah pendapat para ulama empat madzhab. Dalil dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala,

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS. Al Waqi’ah: 79)

Baca Juga: Susah Bangun Shalat Tahajud? Berikut 5 Tips Mudah Untuk Bangun Shalat Tahajud, Pasti Bisa!

Begitu pula sabda Nabi ‘alaihish sholaatu was salaam,

لاَ تَمُسُّ القُرْآن إِلاَّ وَأَنْتَ طَاهِرٌ

Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali engkau dalam keadaan suci.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Namun, wanita yang sedang haid atau nifas masih diperboleh membaca Al-Qur'an tetapi tidak boleh menyentuhnya. 

Menurut pendapat para ulama, wanita haid atau nifas masih diperbolehkan membaca Al-Qur'an dengan syarat tidak sampai menyentuh langsung mushaf Al-Qur'an.

Berikut tadi 5 larangan wanita haid dalam Islam. Semoga bermanfaat.***




 




Editor: Suhargo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler