Wajib Tahu dan Dilaksanakan! Tata Cara Berhubungan Intim Suami Istri Dalam Islam, Agar Bernilai Pahala

- 23 September 2021, 19:05 WIB
Ilustrasi Tata Cara Berhubungan Suami Istri Dalam Islam / /Pixabay.com/Tu Anh
Ilustrasi Tata Cara Berhubungan Suami Istri Dalam Islam / /Pixabay.com/Tu Anh /

Portalbangkabelitung.com- Ketahui tata cara berhubungan suami istri dalam Islam, agar bernilai pahala. Segala sesuatu yang kita lakukan, diatur di dalam Islam. Salah satunya tata cara berhubungan suami istri.

Setelah hubungan antara laki-laki dan perempuan sah setelah diucapkannya ijab qabul dalam pernikahan, maka hubungan laki-laki dan perempuan yang sebelumnya haram menjadi halal.

Setelah menjadi pasangan halal, aktivitas bercinta menjadi salah satu aktivitas untuk menyalurkan rasa kasih dan sayang serta kebutuhan biologis.

Baca Juga: Jangan Asal! Ini Doa Sebelum Berhubungan Intim Suami Istri, Agar Berkah dan Tak Diganggu Setan

Namun, jangan sekedar menyalurkan kebutuhan, Islam mengajarkan tata cara berhubungan suami istri agar mendapat berkah dan pahala.

Dirangkum Portalbangkabelitung.com dari berbagai sumber, berikut tata cara berhubungan suami istri yang diajarkan dalam Islam, agar bernilai pahala di mata Allah SWT.

1. Ikhlaskan Niat Untuk Beribadah

Sesungguhnya salah satu tujuan menikah adalah beribadah kepada Allah SWT. Melakukan aktivitas berhubungan suami istri juga harus didasari niat untuk beribadah kepada Allah SWT, agar Allah melimpahkan pahalaNya untuk kita.

Menikah juga untuk menjaga diri dari zina (selingkuh), menghasilkan keturunan, dan mengharap pahala sebagai bentuk sedekah.

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim, no. 2376)

Baca Juga: Jangan Asal Menikah! Pahami Tujuan Menikah Sesungguhnya Menurut Islam

2. Lakukan Pemanasan

Dalam Islam, cara berhubungan suami istri sesuai sunnah sepatutnya menyenangkan dan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak. Untuk itu, komunikasi antar pasangan sangat penting.

Salah satunya adalah melakukan pemanasan terlebih dahulu atau dikenal dengan istilah foreplay. Beritahu pasangan apa hal yang dapat merangsang pasangan dan jangan ragu untuk bercumbu terlebih dahulu atau foreplay sebelum berhubungan seks.

3. Membaca Doa Sebelum Berhubungan Intim

Doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah: Bismillah, allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari, no. 6388; Muslim, no. 1434).

Baca Juga: Shalat Istikharah Sebelum Ambil Keputusan, Lengkap dengan Niat, Doa, dan Waktu Melaksanakannya

4. Lakukan dari Arah Manapun Asal Jangan Dubur

Allah Ta’ala berfirman,

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ

Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (QS. Al Baqarah: 223)

 

Rasulullah SAW bersabda :

مُقْبِلَةً وَمُدْبِرَةً مَا كَانَ فِي الفَرْجِ

Terserah mau dari arah depan atau belakang selama di kemaluan.” (HR. Ath-Thohawi, 3: 41 dalam Syarh Ma’an Al-Atsar dengan sanad yang shahih)

5. Tidak Boleh Sama Sekali Menyetubuhi Istri di Dubur, Apa Pun Keadaannya

Hadits yang mendasari larangan hubungan intim lewat dubur (seks anal) adalah sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا

Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad, 2: 479. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut hasan)

Dalam hadits lainya disebutkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم-

Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (HR. Tirmidzi, no. 135; Ibnu Majah, no. 639; Abu Daud, no. 3904. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Baca Juga: Bahaya Meninggalkan Shalat Wajib 5 Waktu, Termasuk Dosa Paling Besar Bahkan dari Berzina dan Membunuh

6. Jika ingin mengulangi hubungan intim, hendaklah berwudhu dahulu

Ada hadits yang disebutkan dalam Shahih Muslim,

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ ». زَادَ أَبُو بَكْرٍ فِى حَدِيثِهِ بَيْنَهُمَا وُضُوءًا وَقَالَ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يُعَاوِدَ

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” Abu Bakr dalam haditsnya menambahkan, “Hendaklah menambahkan wudhu di antara kedua hubungan intim tersebut.” Lalu ditambahkan, “Jika ia ingin mengulangi hubungan intim.” (HR. Muslim, no. 308).

7. Jika dua kemaluan telah bertemu, maka sudah wajib mandi junub meskipun tidak keluar mani 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ أَهْلَهُ ثُمَّ يُكْسِلُ هَلْ عَلَيْهِمَا الْغُسْلُ وَعَائِشَةُ جَالِسَةٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَفْعَلُ ذَلِكَ أَنَا وَهَذِهِ ثُمَّ نَغْتَسِلُ

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya namun tidak sampai keluar air mani. Apakah keduanya wajib mandi? Sedangkan Aisyah ketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendiri pernah bersetubuh dengan wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah, pen.) namun tidak keluar mani, kemudian kami pun mandi.” (HR. Muslim, no. 350)

Baca Juga: Keutamaan Shalat Sunnah Qobliyah Subuh, Lebih Baik Dari Dunia dan Seisinya, Rugi Jika Ditinggalkan

8. Dilarang Menyetubuhi Istri Saat Sedang Haid

Seorang suami dilarang menyetubuhi istrinya dikala sedang haid.

Allah Ta’ala berfirman,

فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ

Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari (hubungan intim dengan) wanita di waktu haid.” (QS. Al-Baqarah: 222).

Namun, Islam mengajarkan kembali cara yang dilakukan untuk bersenag-senang saat istri sedang haid. Hubungan seks yang dibolehkan dengan wanita haid adalah bercumbu selama tidak melakukan jima’ (senggama) di kemaluan. Dalam hadits disebutkan,

اصْنَعُوا كُلَّ شَىْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ

Lakukanlah segala sesuatu (terhadap wanita haid) selain jima’ (di kemaluan).” (HR. Muslim, no. 302)

9. Boleh Melakukan Azl

Apa itu azl? Azl adalah mengeluarkan air mani di luar atau ejakulasi tidak terjadi di dalam.

Hal itu masih dibolehkan sebagaimana dalil dari hadits Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata,

كُنَّا نَعْزِلُ وَالْقُرْآنُ يَنْزِلُ

Kami dahulu pernah melakukan ‘azl di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Qur’an turun ketika itu” (HR. Bukhari, no. 5208; Muslim no. 1440).

Dalam riwayat lain disebutkan,

كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَبَلَغَ ذَلِكَ نَبِىَّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَنْهَنَا.

Kami dahulu melakukan ‘azl di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sampai ke telinga beliau, namun beliau tidak melarangnya.” (HR. Muslim, no. 1440)

Baca Juga: Ide Berbagi di Hari Jumat, Resep Kue Sus Lezat Anti Kempes, Tanpa Mixer, Dengan Vla Lumer di Mulut

10. Jaga Rahasia Hubungan Suami Istri di Tempat Tidur

Suami istri itu ibarat pakaian, harus saling menutupi. Salah satunya menjaga rahasia hubungan intim antara suami dan istri. Jangan sekali-kali menceritakannya kepada siapapun.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِى إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِى إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Muslim, no. 1437).

Nah sebagai pasangan yang sudah halal, hendaklah senantiasa selalu melakukan tata cara hubungan suami istri agar mendapat pahala dan tak mendapatkan dosa.***

 









 

Editor: Suhargo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah