Network
Portalbangkabelitung.com- Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang digunakan sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalani hidup ini.
Membaca Al-Quran tak hanya bisa membuat hati lebih damai, tenang dan penuh dengan keberkahan, namun juga kita akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
RasulullahSAW bersabda:
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
Alquran adalah hukum yang terbaik diantara hukum lainnya karena mengandung banyak ilmu pengetahuan bagaimana perilaku yang baik dan buruk, kebaikan serta hal lain yang dijelaskan oleh Allah SWT.
Baca Juga: Perbanyaklah Shalawat di Hari Jumat Untuk Nabi Muhammad SAW, Ini Keutamaannya!
Namun ternyata, ada 3 golongan manusia yang rajin membaca Al-Quran tapi tidak dirihai Allah SWT. Siapakah mereka?
“Tidak, ada 3 golongan. Ada orang yang senang dengan Al-Qur’an tapi dzalim orangnya” ungkap Ustadz Adi Hidayat (UAH) dilansir Portalbangkabelitung.com dari kanal Youtube Ceramah Pendek dari video tanggal 18 Desember 2018.
"Rajin baca dia, rajiiin. Tidak mampu menempatkan Al-Quran sesuai dengan tempatnya,"jelas Ustadz Adi Hidayat.
Menurut Ustadz Adi Hidayat zalim itu tidak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Contohnya penghapus papan tulis, fungsinya adalah untuk menghapus tulis di papan tulis. Namun jika digunakan untuk melempar itu salah, zalim namanya.
"Ada yang hapal ayatnya, tahu artinya, tapi ia berdusta, itu zalim namanya,"terang Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Sering Gagal dan Urusan Terasa Sulit? Ini Penyebabnya
Jadi jika membaca Al-Quran tapi tidak dipraktikkan dalam kehidupan, itu zalim namanya.
“Ada golongan kedua, meninggalkan sifat yang pertama, naik tingkat, tapi belum ada nilai kebaikan untuk dirinya. Hanya untuk dirinya saja,” lanjutnya.
Misalnya ada orang rajin menyendiri di masjid menghafal dan membaca Al-Quran. Tapi saat diminta menjadi imam ia menolaknya. Orang tersebut naik tingkat dari golongan pertama, tapi membaca Al-Quran untuk dirinya sendiri.
“Ada ahli Qur’an, kesuksesan interaksinya dengan Al-Qur’an dibuktikan dengan menampakkan perilaku baik pada kehidupannya,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Inilah adalah tingkatan terbaik. Rajin membaca Al-Quran saja tidak cukup. Anda harus mengaplikasikan apa yang ada di dalam Al-Quran ke tingkah laku dan dapat bermanfaat untuk orang lain.
Baca Juga: Qanaah, Sifat yang Wajib Dimiliki Seorang Istri, Ini Alasannya
"Jadi jangan bangga jika anak Abda hafal 30 juz, tapi tidak merubah perilakunya," ucap Ustadz Adi Hidayat.
"Yang parahnya yaitu hafalan makin banyak tapi perilaku semakin turun. Ada yang salah tuh dengan hafalannya,"lanjut UAH.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan ciri orang yang benar-benar dekat dengan Al-Quran akan ada perubahan dalam hidupnya, karena Al-Quran itu baik.
"Minimal sifatnya lebih tenang, lebih terukur, lebih baik, lama-lama jadi sikap sopan, adabnya muncul, kalau ada kebaikan pengen segera dikerjakan, kalau lihat sampah di masjid pengen segera ngambil, kalau lihat ini nyala pengen segera nyalakan, kalau lihat saf kosong pengen ngejar safnya. Itu dorongan kebaikannya cepat sekali, semakin tinggi kecepatan berbuat baiknya, ini menandakan semakin besar pengakuannya di depan Allah SWT dalam perubahan kebaikannya,"jelas UAH panjang lebar.
Baca Juga: Ngeri! Ini Akibat Jika Meninggalkan Shalat
Jadi ada 3 golongan orang membaca Al-Quran :
1. membaca Al-Quran tapi tidak dipraktikkan dalam kehidupan, itu zalim
2. membaca Al-Quran tapi untuk dirinya sendiri
3. Ahli Qur'an, rajin membaca Al-Quran dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya, akhlaknya sesuai dengan Al-Quran.
***
