Sebelumnya, Soekarno mengeluarkan maklumat pada 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, yang semakin meluas ke pelosok kota Surabaya.
Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.
Hariyono yang awalnya bersama Soedirman, kembali ke dalam hotel dan ikut memanjat tiang bendera bersama Kusno Wibowo.
Keduanya berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya kembali ke puncak tiang (bendera merah putih).
Tewasnya Jenderal Mallaby
Bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya tetap saja terjadi walaupun perjanjian telah ditandatangani. Pada 30 Oktober 1945, bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur).
Meninggalnya Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia. Hal ini berakibat pada keputusan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh pengganti Mallaby yang mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang-orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris.
Baca Juga: Hari Pahlawan 2021, Berikut Nama 10 Pahlawan Revolusi yang Telah Berjuang Untuk Indonesia
Pertempuran Surabaya