Hati-hati!! Bersepeda Akibatkan Seksualitas Laki-laki Menurun

- 1 Oktober 2020, 03:02 WIB
Ilustrasi Orang Bersepeda, www.pexels.com
Ilustrasi Orang Bersepeda, www.pexels.com /Pixabay

Portalbangkabelitung.com- Bersepeda adalah kegiatan yang sering dilakukan akhir-akhir ini.

Bersepeda menjadi tren olahraga dan refresing kekinian yang cukup diminati belakangan ini.

Bersepeda merupakan alternatif bagi mereka untuk mengeluarakan keringat. 

Baca Juga: Benarkah Piala Liga MU di Unggulkan Jika Hadapi Brighton ?

Serta ingin mendapatkan tubuh yang sehat. Tren saat ini menyebutnya dengan gowes. 

Selain dapatkan tubuh yang sehat, aktifitas bersepeda juga dapat  berdampak buruk terutama seorang laki-laki.

Jika dilakukan secara terus-menerus, bersepeda dapat membuat penis laki-laki menjadi kesemutan.

Baca Juga: Sudah 95 Persen 'Avatar 3' Akan Tayang !!

Tentunya, hal ini akan mengganggu aktifitas dan merasakan ketidaknyamanan.

Akibatnya, hubungan seksualitas bersama istri atau pasangan juga dapat berpengaruh.

Yaitu menurunnya gairah seksualitas yang laki-laki.

Baca Juga: Benarkah Piala Liga MU di Unggulkan Jika Hadapi Brighton ?

Sebenarnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kesemutan pada penis yang dialami saat bersepeda

Mengurangi durasi saat bersepeda salah satunya.

Kemudian memakai sadel berukuran lebih besar dan bisa dipasangi extra padding.

Baca Juga: Punya Relasi Kekuasaan di Masa Jabatan, 224 Calon Petahana Berpotensi Salah Gunakan Netralitas ASN

Selanjutnya adalah mengenakan celana khusus dengan lapisan, dan membuat sudut sadel lebih tinggi sehingga tekanan di perineum berkurang.

Berikut adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi penis menjadi kesemutan.

Sebagaimana diberitakan ringtimesbayuwangi.com pada 30 September 2020.

Baca Juga: Alat dan Motode Baru Kontrasepsi, Paling Ampuh Cegah Kehamilan

Dimuat dengan judul "Hati-hati, Terlalu Sering Bersepeda Bisa Bikin Penis Kesemutan".

Dilansir dari berbagai sumber oleh ringtimesbayuwangi.com.

Bahwa beberapa studi menunjukkan beberapa fakta.

Baca Juga: Ombudsman RI Perwakilan Babel, Usut Tuntas Soal Peraturan Penerapan Pelanggar Protokol Kesehatan

Diantaranya 61 persen pesepeda pria merasakan penis kesemutan.

Terutama bagi mereka yang rutin bersepeda jarak jauh.

Penis mengalamai kesemutan biasanya diakibatkan oleh sadel.

Baca Juga: Sekda Cilegon Lepas Purna Bhakti, Ini Pesan Suryati!

Hingga memberi tekanan pada area perineum, bagian antara skrotum dan anus.

Tekanan secara terus-menerus ini mengakibatkan pembuluh darah dan saraf menjadi terjepit.

Jika hal ini terus dilakukan dan dibiarkan, dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Baca Juga: Punya Relasi Kekuasaan di Masa Jabatan, 224 Calon Petahana Berpotensi Salah Gunakan Netralitas ASN

Tidak hanya itu, cedera akibat menggunakan alat vakum demi mencapai ereksi juga bisa menyebabkan penis kesemutan.

Cara kerja pompa penis ini adalah menyedot aliran darah ke penis dan menyebabkan penis kesemutan sementara.

Biasanya, gejalanya disertai dengan luka dan nyeri di permukaan kulit.

Baca Juga: Punya Relasi Kekuasaan di Masa Jabatan, 224 Calon Petahana Berpotensi Salah Gunakan Netralitas ASN

Penyakit dan efek samping obat

Penyakit yang berhubungan dengan saraf atau neuropati juga bisa berkontribusi terhadap sensasi yang dirasakan di penis.

Seperti diabetes dan multiple sclerosis yang bisa memicu kerusakan saraf serta sensitivitas area penis.

Baca Juga: Waspadai !! Bahaya Komunis Dipastikan Bukan Sekadar Isu

Konsumsi obat untuk mengatasi Parkinsons disease seperti selegiline juga bisa menyebabkan efek samping berupa hilangnya sensasi di penis.

Rendahnya kadar testosteron

Hormon testoteron adalah hormon yang berperan besar dalam kehidupan seksual termasuk prose memproduksi sperma bagi seorang pria.

Baca Juga: Pahami !! Keracunan Akibat Minum Air Putih Berlebihan

Testosteron juga bisa menjadi penyebab utama pada penis yang kesemutan.

Seiring dengan bertambahnya usia, kadar hormon testosteron menjadi menurun secara perlahan.

Tidak hanya berpengaruh terhadap mood, energi, hasrat seksual, menurunnya hormon testosteron.

Baca Juga: Waspadai !! Bahaya Komunis Dipastikan Bukan Sekadar Isu

Juga membuat seseorang tidak lagi responsif terhadap stimulasi seksual.

Hal ini juga akan berpengaruh dengan hubungan bersama pasangan.*** (Ikfi Rifqi Arumning Tyas/ ringtimesbayuwangi. com)

 

 

Editor: Suhargo

Sumber: ringtimesbanyuwangi.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x