Karakter Kartun Perempuan Harus Mengenakan Hijab, Aturan Baru di Iran

25 Februari 2021, 22:48 WIB
/

Portalbangkabelitung.com - Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran telah mencanangkan fatwa baru terkait karakter kartun.

Aturan baru tersebut adalah karakter kartun perempuan yang akan ditayangkan dalam TV Iran sekarang harus mengenakan hijab.

Aturan baru Ayatollah Ali Khamenei memunculkan banyak pertentangan dari berbagai aktivis politik di Iran.

Baca Juga: Ketua PWI Sepakat Pasal Karet UU ITE Dihapus, Saran Terbitkan Perppu untuk Mempercepatnya

 

Bahkan, saat ditanya oleh awak media apakah penggunaan hijab untuk karakter kartun dalam animasi itu diperlukan, Ayatollah pun memberikan jawabannya sebagaimana yang dikutip Portalbangkabelitung.com dari PikiranRakyat-Pangandaran.com.

“Meskipun pemakaian jilbab dalam situasi seperti ini, pada umumnya, dianggap tidak perlu, mulai mengamati hijab seperti ini sebetulnya sangat diperlukan dalam animasi sebagai konsekuensi kartun karena tidak memakai jilbab,” ujar Ayatollah.

Meski tidak dijelaskan secara rinci maksud dari konsekuensi itu sendiri, aktivis politis menduga aturan ini muncul karena ketakutannya terkait gadis-gadis yang akan tumbuh dengan tidak mengenakan hijab.

Baca Juga: Pria Asal Malaysia Jadi Korban Pelecehan Seksual, Berikut Kronologisnya

Tidak sedikit aktivis politik yang menentang aturan Ayatollah yang baru ini. Hal ini dianggapnya sebagai langkah yang salah lantaran terlalu terobsesi dengan rambut perempuan.

Salah satunya yang menentang adalah Masih Alinejad sebagai jurnalis dan aktivis Iran. Dirinya menyindir keputusan tersebut dan menuliskannya dalam Twitter @AlinejadMasih.

“Ini bukan lelucon! Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran telah mengumumkan wanita bahkan yang ada di dalam animasi harus mengenakan jilbab.

Baca Juga: Intruksi Kapolri Usai Bripka CS Tembak 3 Orang Hingga Tewas, Silakan Disimak

Bahkan serangga betina sekali pun seperti lebah harus mengenakan hijab!

Obsesi mereka pada rambut wanita apa pun itu adalah salah. Orang-orang ini berkuasa di Iran,” ujar Masih Alinejad.

Sementara itu, akademisi Iran bernama Arash Azizi pun memberikan kritikan pedasnya kepada Ayatollah.

“Seandainya Anda sedang berpikiran bahwa Ayatollah Khamenei yang agung ini sedang tidak berfokus pada isu-isu utama yang menarik bagi Iran dan orang Iran.

Baca Juga: Tempuh Jarak 2.000 Kilometer, Pria Ini Bersepeda Dengan Satu Kaki

Hal-hal yang absurd ini di luar nalar saya. Apakah permasalahannya terletak kepada rasa takut karena anak perempuan akan tumbuh dewasa dan tidak memakai jilbab?

Atau karakter kartun itu mungkin menggoda bagi sebagian orang dewasa? Inikah jadinya Islam?” ujar Heba Yosry.

Sebagaimana yang telah diketahui bersama, selama ini, di Iran, pemberlakukan tentang undang-undang penyensoran sangat ketat dalam industri film.

Interaksi fisik antara pria dan wanita pun dilarang, sementara diskusi tentang topik kontroversial juga dibatasi.

Baca Juga: Wisata Air Leuwi Kanjeng Daleum, Surganya Garut yang Awalnya Ditemukan dari Mimpi

Ayatollah mengatakan bahwa program yang disiarkan dari Barat menyebabkan pikiran menjadi sesat karena representasi yang keliru.

Wanita di Iran kemudian menghadapi penganiayaan jika mereka tidak mengenakan jilbab.

Penganiayaan ini di bawah hukum Islam yang berlaku di Iran sejak revolusi 1979, wanita harus mengenakan jilbab yang menutupi kepala dan leher serta menutupi rambut mereka.

Bahkan perempuan yang tidak mengenakan cadar pun ditangkap.

Dengan demikian, apabila aturan Ayatollah ini akan benar-benar dijalankan nanti, tidak menutup kemungkinan film kartun seperti Rapunzel dan Cinderella akan tayang dengan penampilan mengenakan hijab di Iran.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Pangadaran.com dengan judul "Jadi Aturan Baru Ayatollah, Karakter Kartun Perempuan di TV Iran Kini Harus Memakai Hijab" yang tayang pada Kamis 25 Februari 2021***(Pikiran Rakyat Pangadaran/Tores Tesalonika)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran

Tags

Terkini

Terpopuler